Widodo (52) melakukan pencoblosan dirumahnya didampingi PPS setempat dalam pilkada serentak di wilayah TPS 34 jalan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, 9 Desember 2015. PPS setempat melakukan pendampingan pencoblosan pada tiga pemilih lansia yang menderita kelumpuhan. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Balikpapan - Komisi Pemilihan Umum Balikpapan, Kalimantan Timur, menuding regulasi soal pemasangan alat peraga kampanye menjadi penyebab minimnya partisipasi pemilih. Aturan kampanye menyebutkan hanya KPU yang punya hak memasang alat peraga kampanye di jalan.
“Banyak faktor penyebab pemilih pilkada menurun, satu di antaranya regulasi soal alat peraga kampanye,” kata Ketua KPU Kota Balikpapan Noor Toha, Jumat, 11 Desember 2015.
Menurut Noor Toha, partisipasi pemilih Balikpapan pada pilkada serentak menurun bila dibandingkan pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden. Kurang antusiasnya warga Balikpapan terlihat dari sepinya sejumlah lokasi pemungutan suara di berbagai sudut kota.
Dia membantah menurunnya tingkat partisipasi pemilih karena tidak maksimalnya sosialisasi yang dilakukan KPU Balikpapan karena dilanda masalah internal. Masalah internal itu berupa pemberhentian Komisioner KPU Balikpapan Bidang Sosialisasi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebelum pencoblosan. “Kedua, tingkat kesadaran politik masyarakat kita belum sesuai dengan yang kita harapkan,” katanya.
Hasil perhitungan cepat sementara KPU Kota Balikpapan menunjukkan angka partisipasi pemilih hanya 60,53 persen. Angka tersebut menurun dibanding pemilihan legislatif tingkat partisipasi pemilih 68 persen dan pemilihan presiden 69 persen. Angka itu pun jauh dari target KPU Balikpapan, yakni 75 persen partisipasi pemilih.
Sebelumnya, hasil pantauan di beberapa TPS saat pencoblosan tidak terlihat adanya antrean warga. Bahkan petugas TPS pun terpaksa menggunakan pengeras suara untuk mengajak warga agar ke TPS dan mencoblos.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan Abdulloh yang memantau pencoblosan bahkan menyebutkan, tingkat partisipasi pemilih kemungkinan hanya sekitar 50 persen.