Wapres Jusuf Kalla: Pemilu di Indonesia Beda  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 8 Desember 2015 11:31 WIB

Puluhan anggota kepolisian membuat barikade saat melakukan latihan pengendalian massa saat simulasi pengamanan pilkada serentak di Parkir Timur Senayan, Jakarta, 6 Agustus 2015. Simulasi dilaksanakan sebagai persiapan pengamanan pilkada yang akan digelar pada bulan Desember mendatang. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak yang diselenggarakan besok akan berjalan aman. Dia memastikan pemilihan kepala daerah yang berlangsung secara serentak di 269 wilayah itu tidak akan menimbulkan konflik berdarah. "Pengalaman pemilihan umum, selama kita menjalani setelah Reformasi, saya bersyukur tak menemukan gejolak kerusuhan," kata Kalla di hadapan peserta Election Visit Program for Head of Regional Election 2015 di Istana Wakil Presiden, Selasa, 8 Desember 2015. "Paling kalau ada hanya demonstrasi."

Kalla menjamin perhelatan pesta demokrasi di Indonesia tingkat kepala daerah yang diselenggarakan besok akan berjalan sukses. Tidak seperti negara-negara lain yang masih banyak ditemukan potensi konflik dalam setiap pemilihan umum. Baik itu pada tingkat legislatif maupun pemilihan presiden.

Dia mengisahkan, sewaktu belum menjabat sebagai wakil presiden, Kalla pernah mengemban jabatan sebagai chairman of observer for election di Ajerbaizan. Turut mendampingi sebagai sekretarisnya adalah observer asal Pakistan. Selama beberapa pekan mengamati pemilihan umum di Ajerbaizan, Kalla mengatakan pemilu yang berjalan di negara bekas pecahan Uni Soviet itu mulus tanpa ada kekerasan.

Kemudian, kata Kalla, rekannya asal Pakistan itu merasa bosan lantaran pemilihan presiden di Ajerbaizan tidak disertai konflik. "Dia bilang, kalau di Pakistan, pemilu itu ada amunisi, peluru, dan bom," ujar Kalla mengenang kejadian pada tahun 2013 itu.

Dari situ Kalla menilai bahwa pemilihan umum di setiap negara dipengaruhi budaya masyarakatnya. Menurut dia, di Pakistan, pemilu tidak akan dianggap demokratis apabila tidak ada bentrok senjata dan teror bom. Berbeda dengan di Indonesia yang menginginkan dan berharap setiap pemilu berjalan dengan lancar.

Kalla juga memastikan, pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak nanti, tentara tidak akan diturunkan. Sebab, menurut dia, asumsi orang akan negatif jika tentara diturunkan ketika pemilu. "Paling hanya polisi yang fungsinya untuk membuat orang tertib saat pemilihan kepala daerah," tuturnya. "Itu sebagai bukti bahwa demokrasi Indonesia berjalan dengan baik dan transparan."

REZA ADITYA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

10 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

12 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

24 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

24 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

25 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

42 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya