Megawati Batal Kampanye Akbar di Pilkada Surabaya
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Sabtu, 21 November 2015 15:36 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Tim pemenangan pasangan calon inkumben, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, akhirnya tidak mengambil jatah kampanye akbar yang diberikan Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya pada Minggu, 22 November 2015. Dengan begitu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang sempat dikabarkan akan mengisi kampanye akbar pasangan Risma-Whisnu batal bertandang ke Surabaya.
"Keputusan tidak mengambil jatah itu sudah kami komunikasikan kepada Ketua Umum PDIP dan disambut baik, sehingga DPP kemudian memutuskan Ketua Umum besok mengisi kampanye di Bali," kata juru bicara tim pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono, kepada Tempo, Sabtu, 21 November 2015.
Menurut Didik, keputusan itu diambil timnya dengan berbagai pertimbangan, antara lain pasangan Risma-Whisnu memilih datang, menemui, dan mendengarkan warga secara langsung di lapangan. Tentunya, dengan berkunjung ke kampung dan permukiman, keduanya bisa bertemu langsung dengan berbagai komunitas yang ada di Surabaya. "Model kampanye akbar itu bagi kami tidak lagi efektif pada era saat ini untuk mendengarkan suara rakyat," ucapnya.
Alasannya, selain bersifat hiruk-pikuk, gaduh, dan membuang banyak dana, kampanye mengumpulkan massa banyak juga hanya bersifat "satu arah", yakni mendengarkan suara lantang para juru kampanye, sementara massa hanya menjadi penonton dan pendengar. "Metode itu kemudian dibalik oleh Risma-Whisnu dengan berinisiatif mendatangi warga, menyapa, dan, lebih penting lagi, mendengarkan suara rakyat secara langsung," ujarnya.
Dengan model kampanye semacam itu, semakin nyata bahwa Risma-Whisnu menjadi milik warga Surabaya. Risma-Whisnu berharap bisa semakin terampil mendengarkan suara rakyat serta memecahkan secara taktis dan teknis setiap persoalan rakyat yang dijumpai di lapangan.
Keputusan tidak mengambil jatah itu, tutur Didik, sudah dinyatakan secara resmi tim pemenangan Risma-Whisnu melalui surat kepada KPU Kota Surabaya, Panitia Pengawas Pemilu Kota Surabaya, dan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Dengan pembatalan itu, seluruh kekuatan keamanan Polrestabes dan Panwas tidak perlu mengkonsentrasikan diri untuk menangani hiruk-pikuk massa tersebut. "Kami anggap ini lebih efektif dan efisien," ucapnya.
Sebagai ganti kampanye akbar, ujar dia, tim pemenangan Risma-Whisnu telah menyiapkan 30 agenda pertemuan di berbagai lokasi di Surabaya. Agenda itu digelar mulai Sabtu pagi hingga Minggu larut malam.
Selain itu, pada hari Sabtu-Minggu ini, kebetulan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkunjung ke Surabaya. Momentum itu dimanfaatkan Risma-Whisnu untuk memperkenalkan dan memperkuat metode kampanye yang efektif dan lebih prorakyat.
"Harapannya, metode semacam itu semakin dikuatkan DPP PDIP di berbagai daerah untuk memenangi pilkada melalui cara yang lebih elegan dan disukai rakyat," tutur Didik.
MOHAMMAD SYARRAFAH