Jelang Pilkada Serentak, Jokowi Minta Deteksi Dini Konflik  

Reporter

Senin, 2 November 2015 20:29 WIB

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat acara Silaturahmi Idul Fitri 1436 H/2015 M di Istana Negara, Jakarta, 22 Juli 2015. Hari pertama masuk usai libur Lebaran diisi dengan acara halal bihalal. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan Presiden Joko Widodo meminta deteksi dini sejumlah daerah yang berpotensi konflik jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak. Jokowi, kata Tjahjo Kumolo, meminta Badan Intelijen Negara dan Polri untuk mencegah terjadinya konflik.

"Untuk melakukan deteksi dini di sejumlah daerah atau wilayah yang kemungkinan mulai dari tahapan-tahapan kemarin, justru di luar dugaan timbul konflik," kata Tjahjo Kumolo, di kantor Presiden, Senin, 2 November 2015. "Karena Pilkada ini tinggal satu bulan, suasananya adem-adem saja, tidak seperti Pilkada pada 5 tahun yang lalu."

Tjahjo juga mengatakan sudah melapor kepada presiden terkait dengan persediaan logistik dan anggaran dalam pelaksanaan Pilkada. Meski demikian, memang masih ada beberapa daerah yang terkendala pendanaan Pilkada untuk daerahnya sendiri.

"Kami tegaskan bahwa Pilkada tanggal 9 Desember 2015 diikuti sembilan provinsi, 224 Kabupaten, dan 36 kota, totalnya 269. Anggarannya sudah tercukupi semua, cuma masih ada beberapa pertimbangan lain antara DPRD dan Bawaslu," ujar dia. "Mengingat ada sejumlah daerah yang APBD-nya tergolong defisit, tapi masih bisa ditanggulangi oleh tingkat Provinsi."

Tjahjo mengatakan anggaran Pilkada saat ini berasal dari APBD masing-masing daerah sebesar Rp 7,1 triliun. Tjahjo mengatakan nilai ini justru cukup mengejutkan dari sisi efisiensi dibandingkan dengan Pilkada seperti semula yang hanya Rp 4,8 triliun.

Namun, Tjahjo meminta penegasan yang disampaikan dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan untuk memerintah Mendagri, Kabareskrim, Kapolri, dan Jaksa Agung memberi peringatan kepada daerah tingkat II. Hal ini untuk menghindari diingkarinya naskah perjanjian hibah daerah menyangkut anggaran pengawasan dan anggaran Pilkada.

Tjahjo juga mengatakan Jokowi meminta Komisi Pemilihan Umum mencermati daftar pemilih tetap (DPT).

"Mulai tanggal 4 besok, tim dari Menteri Polhukam, Kapolri, Bawaslu akan datang memantau tiga daerah, khususnya Timor Tengah Utara, Tasikmalaya, dan Blitar, dan sejumlah daerah yang diindikasikan masih ada potensi yang kemungkinan menimbulkan konflik pada saat penghitungan suara," ujar Tjahjo.

"Atau pada saat penetapan suara dan terkait masih ada indikasi calon yang statusnya masih bebas bersyarat, yang diindikasikan masih memanipulasi surat pendaftaran dari parpol ini yang tadi diperintahkan oleh Presiden untuk BIN, Kapolri untuk memantau dengan cepat agar sukses."




REZA ADITYA


Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

1 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

2 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

2 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

2 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

3 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

4 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

6 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

7 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya