Pengamat Ini Tak Yakin Pilkada Serentak 2018 Jujur dan Adil

Reporter

Taufiq Siddiq

Editor

Elik Susanto

Rabu, 27 Juni 2018 06:21 WIB

Refly Harun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat hukum tata negara Refly Harun pesemistis penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 akan berlangsung jujur dan adil. Alasannya, masih banyak praktik politik uang di daerah yang ikut pemilihan kepala daerah ini dan tidak adanya aturan yang membuat efek jera para pelanggar pilkada.

"Saya termasuk yang tidak yakin Pilkada berlangsung jujut dan adil," ujar Refly di akun Twitternya, Selasa, 26 Juni 2018. Hari ini, Rabu, 27 Juli 2018, berlangsung Pilkada Serentak untuk pemilih sejumlah gubernur, wali kota dan bupati.

Baca: Pilkada Jawa Tengah, Dua Pasangan Ini Klaim Dulang 60 Persen Suara

Menurut Refly, masih maraknya politik uang saat penyelenggaraan Pilkada diperburuk oleh belum adanya aturan yang tegas. Sehingga tidak ada efek jera bagi pelaku politik uang.

Refly berpendapat, semetisnya pelaku politik uang yang terbukti dilakukan oleh calon langsung didiskualifikasi dari peserta Pilkada. "Kelemahannya sejak awal, pelaku politik uang tidak bisa langsung didiskualifikasi," katanya

Baca: Pilkada Serentak 2018, Demokrat Tuding Jokowi Main Curang

Dalam Undang-undang Pilkada tahun 2016, Pasal 187A ayat 1 diatur setiap orang yang sengaja memberi uang atau materi sebagai imbalan untuk memengaruhi pemilih maka orang tersebut dipidana penjara paling singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan, plus denda paling sedikit Rp 200 juta hingga maksimal Rp 1 miliar.

Advertising
Advertising

Refly menyebutkan tidak heran jika ada calon kepala daerah masih bisa mengikuti pemungutan suara meski terbukti melakukan bagi-bagi uang untuk mendulang suara. "Ada calon yang bagi-bagi uang dan videonya viral tapi tetap bisa ikut pemungutan suara," ujarnya.

Pilkada Serentak 2018 akan digelar pada 27 Juni 2018 dan diikuti 171 daerah, yang terdiri dari 17 provinsi, 115 Kabupaten dan 39 kota.

Berita terkait

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

30 Juni 2023

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

Sebagai faktor mendulang suara, Alat Peraga Kampanye tidak jarang digunakan parpol atau pendukung kubu tertentu melebihi batas.

Baca Selengkapnya

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

20 November 2020

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

Pengamat memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 akan berbeda.

Baca Selengkapnya

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

14 Juli 2018

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

Khofifah menggandeng TNP2K.

Baca Selengkapnya

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

13 Juli 2018

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

Sebanyak 39 dari 62 permohonan gugatan pilkada 2018 yang diterima MK adalah perkara pemilihan bupati.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

13 Juli 2018

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

Bawaslu mengatakan selisih paling tipis terjadi di Kota Tegal.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

13 Juli 2018

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

Bawaslu mencatat partisipasi dalam pemilihan gubernur di 17 provinsi hanya 69 persen.

Baca Selengkapnya

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

13 Juli 2018

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

Jumlah gugatan sengketa Pilkada serentak 2018 bisa terus bergerak.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

Dari hasil evaluasi pilkada 2018, Bawaslu menilai KPU perlu menggiatkan lagi sosialisasi agar pada pelaksanaan pileg dan pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

Bawaslu mencatat dugaan pelanggaran tertinggi ditemukan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah lebih dari 500 laporan.

Baca Selengkapnya