PDIP Bahas Cawapres Jokowi setelah Pilkada

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 24 Maret 2018 18:54 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) dan Anggota Tim Komunikasi Presiden Arie Dwipayana (kiri) menjawab pertanyaan wartawan terkait tudingan Setya Novanto kepada Menteri PMK Puan Maharani dan Seskab Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 23 Maret 2018. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari menuturkan partainya saat ini belum membahas ihwal calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo atau Jokowi. Hal ini karena PDIP masih fokus pada pemenangan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018.

"Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) minta sekarang fokus di Pilkada. Pada saatnya nanti, mungkin Juli atau Agustus baru membahas hal itu (cawapres Jokowi)," ujarnya di Perpustakaan Nasional, Sabtu, 24 Maret 2018.

Baca: Kapan Cawapres Diumumkan? Jokowi Menjawab...

Anggota komisi XI DPR itu menuturkan, meski partai-partai pengusung Jokowi mengatakan telah mengantongi beberapa nama yang berpotensi sebagai cawapres, yang terpenting adalah preferensi dari sang presiden. Menurut Eva, Jokowi tentu akan mengambil tokoh yang menambah elektabilitasnya. "Itu tidak harus ketua umum partai," ujarnya.

Pertimbangan lain, kata dia, cawapres tersebut bisa menambah kekuatan dukungan di Dewan. Syarat lain, kata Eva, syarat cawapres Jokowi adalah tokoh yang bisa membentuk pemerintahan yang kuat dengan presiden.

Saat ditanya soal tim internal PDIP yang menggodok calon pendamping Jokowi, Eka tak bisa menyebutkan siapa saja personelnya. "Tentu yang paling tinggi adalah Ketum (Megawati Soekarnoputri) karena dia punya hak prerogatif," ujarnya.

Baca: Soal Cawapres, Airlangga Klaim Jokowi Nyaman dengan Kader Golkar

Advertising
Advertising

Nantinya, Eva melanjutkan, rapat pleno juga akan dilaksanakan untuk menentukan kriteria pendamping Jokowi. "Kalau itu menjurus kepada sosok orang, ya syukur," ujarnya.

Yang terpenting, kata Eva, lantaran dalam setiap pertarungan PDIP ingin selalu menang, maka setiap partai pendukung seyogyanya tidak memaksakan kehendaknya soal usulan cawapres Jokowi. "Bahwa 'aku sudah mendukung dan minta', tapi kalau tidak menambah peluang menang Pak Jokowi, ya kasihan Pak Jokowi juga," ujarnya.

Sebelumnya, politikus PDIP Puan Maharani menyatakan partainya sudah mengantongi daftar nama cawapres Jokowi untuk Pilpres 2019. Puan menuturkan, PDIP membentuk tim internal khusus untuk membahas cawapres Jokowi. Daftar nama itu, kata dia, bertambah panjang setiap waktu. "Saya lihat ini nama cawapres enggak kurang tapi malah tambah terus," kata dia di kantornya, Jumat, 23 Maret 2018.

Puan menolak membocorkan daftar nama cawapres Jokowi yang dikantongi PDIP. Dia mengatakan nama cawapres dibahas secara tertutup dan terbatas di internal partai. "Dibahas terbatas karena dinamikanya masih panjang," katanya.

Puan mengatakan PDIP masih memiliki banyak waktu selama empat bulan untuk memilih cawapres. Saat ini tim internal PDIP masih menggodok pilihan terbaik dengan melakukan pertemuan dan komunikasi politik. Partai juga mengukur rekam jejak cawapres Jokowi.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

21 menit lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

51 menit lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

54 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

1 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

2 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

3 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

3 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

4 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya