Pengamat Duga Pencalonan TB Hasanuddin-Anton Charliyan Simbolik

Senin, 8 Januari 2018 11:06 WIB

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (tengah) dan Anton Charliyan (kanan) di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, 7 Desember 2018. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Pengamat militer sekaligus pemerhati politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menganalisa ada simbol dan target terselubung dari pencalonan Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) Tubagus Hasanudin dan Inspektur Jenderal (Polisi) Anton Charliyan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat.

"Saya kira targetnya tidak ingin menang-menang banget, targetnya ini soal konsolidasi internal. Itu yang saya tangkap,” kata Muradi saat dihubungi Tempo, Minggu, 7 Januari 2018. Menurutnya, nama Hasanuddin dan Anton sama sekali tidak masuk dalam 10 besar nama kandidat yang diperhitungkan dalam pemilihan gubernur Jawa Barat. “Kalau mau menang, butuh kerja keras,” kata dia.

Baca Juga: Ini Strategi TB Hasanuddin dan Anton Charliyan Menangkan Pilkada Jawa Barat

Karena itu, meski tidak menang pun, pengusungan pasangan ini, menurut Muradi, memiliki arti tersendiri. “Ini simbolik,” kata dia. Dengan menyandingkan pasangan berlatar belakang militer dan polisi, Muradi memastikan PDIP hendak membangun citra bahwa partai tersebut tidak anti terhadap calon berlatar belakang TNI. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, pada saat mengumumkan pasangan calon gubernur Jawa Barat ini memang secara khusus menegaskan bahwa partainya bukan ‘partai polisi’.

“Saya menangkapnya mereka ingin menegaskan bahwa PDIP tidak masalah dengan ‘Jenderal TNI'. Ini ditegaskan oleh Megawati bahwa mereka banyak mendukung calon gubernur berlatar belakang TNI sejak dulu. Dan ini ditegaskan sekarang di Jawa Barat,” kata Muradi.

Baca Juga: Kisah di Balik Pencalonan TB Hasanuddin dan Anton Charliyan

Selain itu, Muradi mengatakan, lewat pasangan ini, PDIP juga ingin menegaskan posisinya sebagai partai yang anti dengan kelompok radikal. Jawa Barat memang selama ini dikenal menjadi basis gerakan Islam radikal. Beberapa pondok pesantren di provinsi ini kerap disangka terkait aksi terorisme. "Memasang Tb Hasanuddin dan Anton adalah sinyalemen untuk menegaskan PDIP dalam posisi yang sama dengan TNI dan Polri yang anti kelompok radikal, pro UUD 1945, pro NKRI,” kata Muradi.

Advertising
Advertising

Tak hanya itu. Muradi mengatakan, penempatan kedua pasangan berlatar belakang TNI-Polri ini juga upaya PDIP untuk mengelola basis konstituen mereka di Jawa Barat dengan pendekatan teritorial. “Ini target utamanya, ini soal konslidasi internal,” kata dia. Pada pemilihan umum 2014 lalu, PDIP memperoleh 20 persen suara di Jawa Barat. “Saya memuji langkah ini tepat untuk menjaga basis suara. Bahkan mungkin nanti akan bertambah,” kata dia.

Pencalonan Hasanuddin dan Anton Charliyan, kata Muradi, adalah menyelamatkan suara partai tersebut pada Pemilu 2019. “Basis partai ini yang mereka mau jaga, sekaligus juga warning pada kelompok radikal, serta secara simbolik ingin mengatakan TNI dan Polri bisa bersama PDIP. Targetnya gak ingin menang, tapi ujung-ujungnya untuk menyelamatkan suara 2019,” kata dia.

Berita terkait

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

8 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

8 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

10 hari lalu

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Budi Arie mendirikan Projo untuk mendukung Jokowi. Kini, jadi menteri Jokowi.

Baca Selengkapnya

Apa Kendaraan Bobby Nasution Maju Pilgub Sumut? Begini Pemecatannya sebagai Kader PDIP

15 hari lalu

Apa Kendaraan Bobby Nasution Maju Pilgub Sumut? Begini Pemecatannya sebagai Kader PDIP

Wali Kota Medan Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sumut. Simak kembali pemecatan menantu Jokowi itu dari PDIP.

Baca Selengkapnya

Hasto Bantah Ada Perpecahan di Internal PDI Perjuangan

19 hari lalu

Hasto Bantah Ada Perpecahan di Internal PDI Perjuangan

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah ada perpecahan di internal partai itu. Ia menepis ada kubu yang ingin dirangkul dan tak dirangkul.

Baca Selengkapnya

Rencanakan Usung Calon Gubernur Jabar, PKB Utamakan Konsolidasi dengan Koalisi Perubahan

20 hari lalu

Rencanakan Usung Calon Gubernur Jabar, PKB Utamakan Konsolidasi dengan Koalisi Perubahan

Ketu DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda berpeluang diusung maju di Pilkada Jawa Barat. Sudah dibicarakan dengan Koalisi Perubahan.

Baca Selengkapnya

Maju Mundur Ridwan Kamil ke Pilgub DKI Jakarta atau Pilkada Jawa Barat, Tarik Ulur Golkar dan Gerindra

20 hari lalu

Maju Mundur Ridwan Kamil ke Pilgub DKI Jakarta atau Pilkada Jawa Barat, Tarik Ulur Golkar dan Gerindra

Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didukung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto maju di Pilgub DKI Jakarta. Maju mundur RK di Pilkada Jakarta?

Baca Selengkapnya

Airlangga: Ridwan Kamil Didukung Golkar dan Gerindra di Pilkada Jawa Barat

20 hari lalu

Airlangga: Ridwan Kamil Didukung Golkar dan Gerindra di Pilkada Jawa Barat

Airlangga Hartarto mengatakan, Ridwan Kamil telah mendapat surat tugas untuk maju di Pilkada Jawa Barat dari Partai Golkar dan Gerindra.

Baca Selengkapnya

Golkar Sebut Survei Ridwan Kamil di Jawa Barat di Atas Angka 50 Persen

25 hari lalu

Golkar Sebut Survei Ridwan Kamil di Jawa Barat di Atas Angka 50 Persen

Ridwan Kamil mendapat penugasan tunggal untuk Pilkada Jabar 2024 dari Partai Golkar. Peluang kemenangan Ridwan cukup besar.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

38 hari lalu

4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker

Baca Selengkapnya