Warga Sleman Serukan Pilkada Damai

Reporter

Senin, 30 November 2015 05:54 WIB

Ilustrasi kotak suara/ logistik Pemilu Kepala Daerah (Pilkada). TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Sleman - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Sleman, warga menyerukan pesta demokrasi dengan damai. Belajar dari kampanye terbuka beberapa waktu lalu yang terjadi keributan dan penganiayaan, masyarakat mengutuk dan tidak menginginkan anarkisme.

"Masyarakat menginginkan Sleman lebih baik, gunakan hak pilih dengan damai pada 9 Desember 2015," kata Edy Susilo dari Masyarakat Berdaya Sleman, Minggu, 29 November 2015.

Pelaksanaan pilkada merupakan pesta demokrasi lokal atau di tingkat kabupaten. Jika ingin pesta, semuanya harus senang dan bahagia. Kalau terjadi kekerasan dan anarkisme, justru bukan kegembiraan yang didapatkan melainkan malapetaka.

Masyarakat, kata Edy, juga meminta aparat kepolisian mengusut hingga tuntas kejadian kekerasan yang menimpa dua pengguna jalan yang dilakukan oleh segerombol simpatisan salah satu calon kepala daerah. Warga cerdas, kata dia, juga harus menolak politik uang atau iming-iming jabatan.

"Warga harus menolak politik uang dalam pilkada," katanya.

Kampanye terbuka pasangan nomor 1 Yuni Satia Rahayu/Dananh Wicaksana Sulistya pada Minggu, 29 November 2015, digelar dengan pesta budaya di 17 kecamatan. Mereka juga membagikan seribu bunga sebagai rasa simpati dan menyerukan pelaksanaan pilkada dengan damai.

Banyak publik di Kabupaten Sleman berharap penyelenggaran pemilihan kepala daerah untuk memilih bupati dan wakil bupati saat pilkada serentak Rabu Pahing, 9 Desember 2015, bisa berjalan lancar dan damai. Ada sebelas titik wilayah untuk bagi-bagi bunga mawar kepada warga.

"Kami memilih untuk kampaye dengan berbudaya," kata Yuni.

Aksi simpatik berbagi bunga baik ke warga maupun pengemudi kendaraan yang melintas dilakukan di sejumlah titik strategis, seperti perempatan Maguwoharjo, Perempatan Gejayan, Perempatan Kentungan di Jalan Kaliurang, simpang empat Monumen Jogja Kembali, dan di Jalan Damai sebanyak dua titik. Ini merupakan simbol dan harapan agar tidak ada lagi aksi kekerasan yang bisa menimbulkan korban.

Mengisi kegiatan kampanye berbudaya, dengan penampilan jathilan, misalnya, disebutkan sebagai langkah untuk bisa mempertahankan seni tradisi yang selama ini dihidupkan oleh banyak pelaku seni di Sleman. Di setiap kecamatan, digelar pesta budaya sesuai dengan kesenian di wilayah masing-masing.

Massa pun tidak terkonsentrasi di satu titik. Sebab, jika massa semakin banyak, semakin tinggi pula tingkat kerawanan dan kegaduhan yang timbul.

Polisi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berbuat anarkis. Pesta demokrasi di tingkat kabupaten ini harus berjalan dengan damai. Soal perusakan dan penganiayaan yang terjadi pada minggu lalu, polisi masih menyelidiki dengan memeriksa para saksi dan olah tempat kejadian perkara.

"Kami masih menyelidiki kasus penganiayaan di Jalan Damai yang lalu," kata Kepala Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Besar Faried Zulkarnaen.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

10 Destinasi Wisata Yogyakarta Dibuka 1 Juli, Berikut Daftarnya

24 Juni 2020

10 Destinasi Wisata Yogyakarta Dibuka 1 Juli, Berikut Daftarnya

DI Yogyakarta mengakhiri darurat Covid-19 pada 30 Juni, sementara destinasi wisata akan dibuka secara bertahap pada 1 Juli.

Baca Selengkapnya

Juara Liga 2 dan Promosi ke Liga 1, PSS Diarak Keliling Sleman

5 Desember 2018

Juara Liga 2 dan Promosi ke Liga 1, PSS Diarak Keliling Sleman

Tim PSS Sleman akan diarak keliling Sleman pada Kamis, 6 Desember 2018, setelah berhasil menjadi juara dalam kompetisi Liga 2 Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Kota Sleman Menggelar Pacuan Kuda Kepang

7 Mei 2018

Pertama Kali, Kota Sleman Menggelar Pacuan Kuda Kepang

Dalam lomba yang dilakukan secara beregu dan perorangan di Kota Sleman ini peserta pacuan kuda kepang harus melakukan beberapa aksi.

Baca Selengkapnya

Komplotan Tusuk Gigi Gasak Puluhan Juta Rupiah dari ATM

2 Maret 2017

Komplotan Tusuk Gigi Gasak Puluhan Juta Rupiah dari ATM

Saat korban tidak bisa memasukkan kartu, pelaku pura-pura membantu dan menelpon operator bank. Saat itu, kartu ATM korban ditukar dengan kartu pelaku.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Bagikan 1.190 Kartu Indonesia Pintar di Yogya

4 Februari 2017

Presiden Jokowi Bagikan 1.190 Kartu Indonesia Pintar di Yogya

Presiden Joko Widodo membagikan 1.190 Kartu Indonesia Pintar kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di DIY.

Baca Selengkapnya

Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

31 Agustus 2016

Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

Pengacara mengatakan dokter Rica tidak merasa diculik, tapi pergi atas kemauan sendiri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sleman Sediakan Makan Gratis untuk Warga Miskin

26 Agustus 2016

Polisi Sleman Sediakan Makan Gratis untuk Warga Miskin

Pemberian makan gratis untuk kaum dhuafa akan digelar tiap hari Jumat

Baca Selengkapnya

Penipuan Berkedok Investasi di Sleman, Rp 8 Miliar Amblas  

25 Agustus 2016

Penipuan Berkedok Investasi di Sleman, Rp 8 Miliar Amblas  

Sepasang kekasih ditangkap polisi Sleman karena menipu dan membawa kabur uang investasi senilai Rp 8 miliar.

Baca Selengkapnya

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

22 Agustus 2016

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.

Baca Selengkapnya

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

12 Juli 2016

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.

Baca Selengkapnya