Penari membakar tangannya saat mementaskan tari api `Pepe-pepe Ri Makka` khas Makassar di Maros, Sulawesi selatan, 4 Agustus 2015. Tarian ini terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim AS, tubuh dan pakaian para penari disulut api namun tidak terbakar. Tarian ini biasanya ditampilkan diupacara hajatan, seperti sunatan, perkawinan dan pertunjukan seni lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Maros - Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Maros menggelar berbagai kegiatan seni untuk melakukan sosialisasi menjelang pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2015. Kegiatan ini dimulai dari pergelaran teater, tari tradisonal, musik akustik, dan pembacaan puisi, yang dikemas sebagai cara mensosialisasi pilkada damai di Maros.
”Kami sengaja melibatkan para pegiat seni di Maros menjelang pilkada ini agar masyarakat melihat bahwa para seniman ini juga mampu mengajak dan menciptakan pilkada damai,” ujar anggota KPU Maros, Ansar, saat dihubungi, Rabu, 18 November. Pentas seni pilkada damai ditonton warga pada malam hari karena digelar di kawasan wisata kuliner PTB (pantai tak berombak) Kabupaten Maros.
Ketua KPU Sulawesi Selatan Iqbal Latif mengatakan kegiatan yang menjadi bagian sosialisasi pilkada ini dinilai kreatif dan sangat bermanfaat. Kegiatan ini melibatkan komunitas pegiat seni di Maros. ”Sangat kreatif. Para pegiat seni mampu menyumbangkan karyanya sebagai cara mensosialisasi pilkada damai di Maros,” ujarnya.
Kaimuddin, salah seorang pegiat seni, menampilkan musik akustik, yang berkolaborasi dengan beberapa siswanya. Pengajar seni budaya di salah satu sekolah di Maros ini mengatakan tidak salah jika KPU Maros melirik para pegiat untuk ikut terlibat.
Lory Hendrajaya, juga pegiat seni, mengemas cara pencoblosan tanda gambar melalui pementasan teater. ”Jika kelak ingin mencoblos, cobloslah tanda gambar yang ada dalam lingkaran segi empat pada kertas suara. Jika di luar dari garis tanda gambar, berarti suara Anda akan batal,” ucapnya. BADAUNI AP