Selebaran SARA Marak di Kampanye Pilkada Gunung Kidul
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 2 November 2015 04:09 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, yakni Patuk dan Gedangsari, giliran menjadi sasaran beredarnya selebaran gelap terkait dengan pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember mendatang.
Selebaran yang marak beredar menjelang sebulan berakhirnya masa kampanye ini dinilai berunsur SARA dan berpotensi mengadu domba antarcalon dan pendukungnya.
Panitia Pengawas Pemilu Gunungkidul menyita sejumlah selebaran gelap di dua kecamatan itu yang berjudul 'Memilih Calon Bupati Menurut Ajaran Islam', Sabtu, 31 Oktober 2015.
"Belum ada saksi yang bisa kami klarifikasi soal selebaran itu. Kami temukan berceceran di pinggir jalan," ujar anggota Panwaslu Gunungkidul, Ton Martono, Ahad, 1 November 2015.
Selebaran yang banyak mengutip bagian-bagian surat kitab suci Alquran itu mengarahkan dan mengajak warga memilih pemimpin (bupati) yang sesuai dengan ajaran Islam.
Penulis selebaran, misalnya, menjabarkan 10 kriteria pemimpin Islam dengan kalimat provokatif. Di antaranya, seorang pemimpin haruslah laki-laki dan berpegang teguh pada ajaran Islam.
"Laki-laki kafir sekalipun masih lebih baik, contohnya Jakarta, atau akan lebih baik kalau hanya wakilnya yang wanita," ujar selebaran yang memberi identitas dirinya Hamba Allah itu.
"Indikasinya memang untuk mengarah (menyerang) calon tertentu," ujar Ton.
Melihat profil empat calon Bupati Gunungkidul, setidaknya semua profil calon ikut terserang selebaran itu dan berpotensi adu domba.
"Selebaran ini kemungkinan besar memang disebar malam hari sehingga kami kesulitan temukan saksi, baru bisa menyita agar tak meresahkan," ujar Ton.
Beredarnya selebaran gelap tentang Pilkada Gunungkidul sempat terjadi juga awal Oktober lalu di tiga kecamatan, yakni Wonosari, Ponjong, dan Semin. Daerah yang menjadi sasaran disebut Panwaslu merupakan daerah dengan pemilih suara terbanyak, yang sedikit banyak menjadi barometer pemenangan calon jika berhasil menguasainya.
Sukrisno, Koordinator Tim Sukses pasangan Badingah-Immawan, yang juga Sekretaris DPD Partai Amanat Nasional Gunungkidul tak akan mengadukan kasus selebaran gelap itu ke ranah hukum.
"Pedoman kami, Indonesia bukan negara Islam. Selebaran itu tak kami anggap dan tak akan kami adukan ke kepolisian," ujar Sukrisno.
PRIBADI WICAKSONO