TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta Mimah Susanti menilai tim pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta sebaiknya tidak melakukan kampanye negatif dan kampanye hitam. "Karena keduanya punya kepentingan menjatuhkan satu sama lain," kata Mimah dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 April 2017.
Mimah mengatakan, meski kampanye negatif didukung dengan data, tetapi tujuannya tidak jauh berbeda dengan kampanye hitam, yaitu menurunkan citra pasangan calon tertentu. Sedangkan kampanye hitam cenderung bersifat fitnah tanpa ada data dan fakta.
Selain itu, Mimah menjelaskan aturan dalam Pasal 69 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada sudah jelas menyatakan penggunaan isu suku, agama, ras, dan antargolongan dilarang dalam kampanye dan terancam pidana. Sementara kampanye negatif tidak diatur. "Maka sifatnya imbauan. Yang menjadi masalah kalau fitnah. Tim kampanye atau pasangan calon jangan yang kampanye negatif, bangun suasana positif di DKI. Kami sepakat mau bangun kampanye damai," ujarnya.
Dalam mengatasi kampanye hitam, Mimah mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai tindakan. Salah satunya bekerjasama aparat Satpol PP dan kepolisian untuk menurunkan spanduk provokatif di 632 titik. "Yang mengarah pada alat peraga kampanye di putaran kedua ada 630. Total sudah 1.200 titik spanduk diturunkan pengawas bersama Satpol PP dan aparat," katanya.
Tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Emmy Hafild, mengklaim bahwa sebagian besar laporan tentang spanduk provokatif berasal dari pihaknya. Menurut dia, pihaknya aktif menurunkan spanduk tersebut karena sudah merasa terganggu.
Selain itu, isu agama juga tidak hanya terjadi saat ini. Contohnya, dia menyebutkan adanya pemakaian Surat An-Nisa yang melarang perempuan jadi pemimpin dipakai saat Megawati Soekarnoputri hendak menjadi Presiden RI, pada 1999. Kondisi serupa juga terjadi pada Ahok yang mencalonkan jadi Gubernur Bangka Belitung dengan memakai Surat Al-Maidah.
"Tahun 2012 waktu kampanye Jokowi-Ahok agama dipakai. Pilpres 2014 diisukan Jokowi (beragama) Kristen dipakai. Pilgub pengganti Jokowi sampai FPI punya gubernur sendiri. Jadi ini bukan hal baru, dipakai orang-orang yang tidak bisa bersaing kalau tidak pakai agama," kata Emmy.
Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno Mardani Ali Sera mengaku setuju bahwa black campaign harus dihiraukan. Menurut dia, tim Anies-Sandi tidak mengaitkan isu agama. "Tapi ke mana-mana ok-oce," ujarnya.
Mardani berharap, dalam pilkada putaran kedua, setiap kandidat bisa membahas program unggulannya masing-masing. Sedangkan untuk kampanye hitam, pihaknya menyerahkan penanganannya kepada Bawaslu dan aparat hukum.
FRISKI RIANA