TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah titik banjir yang melanda Jakarta tidak membuat risau Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang tengah mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017. Pilkada DKI dijadwalkan akan memasuki putaran dua pada April 2017.
"Enggak (risau). Enggak apa-apa. Bagus malah. Enggak apa-apa. Bagus malahan. Supaya warga bisa melihat ada progres yang sangat signifikan," ujar Djarot saat blusukan di Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa, 21 Februari 2017. Banjir dan genangan dilaporkan masih menggenangi 54 titik di wilayah Jakarta hari ini.
Baca: Ke Cipinang Muara, Djarot Catat Kebutuhan Pengungsi Banjir
Berdasarkan Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional, ada 401 laporan yang diterima terkait dengan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Titik tersebut di antaranya 11 titik di Jakarta Selatan, 29 titik Jakarta Timur, dan 14 titik di Jakarta Utara. Di wilayah Jakarta Selatan, ketinggian air berkisar 20 hingga 50 sentimeter.
Sementara di Jakarta Timur, ketinggian air dilaporkan 10 sentimeter hingga satu meter. Adapun di Jakarta Utara, ketinggian air bisa mencapai 90 sentimeter. BNPB menilai banjir kali ini disebabkan oleh drainase perkotaan yang tidak mampu menampung aliran air sehingga sungai-sungai meluap. Selain itu, aliran dari drainase tak bisa dialirkan ke sungai.
Meski banyak genangan di sejumlah titik, Djarot menilai kondisi genangan saat ini jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dengan beredar pemberitaan banjir di Jakarta, Djarot justru merasa diuntungkan. Menurut dia, dengan begitu, masyarakat Jakarta mengetahui perkembangan banjir Jakarta dari tahun ke tahun.
"Ya, kalau enggak gini kan enggak ada progres. Ada seperti ini sehingga bisa dilihat bagaimana progresnya, ya. Dulu wilayah yang banjirnya lama sekali sudah berkurang ya. Titik banjir yang dulu banyak sekali sudah berkurang," katanya. Kejadian ini juga bisa membandingkan kondisi dan penanganan banjir dengan wilayah lain yang juga terkena musibah serupa di Indonesia.
Dibandingkan dengan wilayah lain, Djarot menilai wilayah Jakarta lebih cepat surut meski terdampak cuaca ekstrem. Menurut dia, program normalisasi sungai yang baru 40 persen sudah menunjukkan perkembangan. "Program normalisasi yang kami kebut dua tahun terakhir itu betul. Benar, enggak? Jadi tidak perlu main kalau kita terlalu banyak wacana, enggak normalisasi, ya enggak? Begitu," kata Djarot.
LARISSA HUDA