TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengimbau pesta demokrasi harus diselenggarakan dengan aman dan damai walaupun pilihan masing-masing orang berbeda. "Berbeda-beda tetap satu tujuan," kata Iriawan, di Polda Metro Jaya, Kamis, 27 Oktober 2016.
Iriawan berpesan agar semua pasangan calon melaksanakan kampanye dengan baik dan santun. "Semua harus komitmen. Menjalankan pilkada dengan aman, lancar dan damai," katanya.
Menurut Iriawan seluruh tim sukses dalam melakukan kampanye maupun konsolidasi untuk memenangkan calonnya harus menjadi contoh yang baik untuk masyarakat. "Apa yang terjadi bisa berdampak ke daerah-daerah lain," tutur Iriawan.
Dampak tersebut bisa menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Tanda-tanda itu, kata dia, sudah mulai muncul di media sosial. Ia berharap agar masyarakat tidak terpengaruh dengan hal berbau agitasi. "Sudah ada indikasi buruk di media sosial, tapi masih dalam batas normal," katanya.
Baca: Tumpeng Ditolak Ahok, Habiburokhman: Enggak Ada Sianida, kok!
Iriawan menyayangkan jika pesta demokrasi menimbulkan suasana tidak kondusif, sehingga mengganggu keberlangsungan pilkada. Karena itu ketika timbul suatu masalah, ia meminta supaya hal tersebut didiskusikan dengan baik.
Iriawan menambahkan dalam proses pilkada tentu ada isu-isu buruk untuk memicu perpecahan antara pasangan calon dan pendukung. Hal ini mulai terjadi di media sosial.
Iriawan meminta orang-orang yang suka menyebar isu agar berhenti. Masyarakat Jakarta, kata dia, sudah cukup pintar untuk mengatasi masalah berbau agitasi. "Untuk tukang provokasi berhentilah, masyarakat Jakarta sudah pintar," ujar Iriawan.
Masyarakat Jakarta, ujar dia, terdiri dari ragam suku, ras, agama. Masyarakat yang majemuk itu perlu menjaga Jakarta sebagai ibu kota negara. "Karena Jakarta merupakan barometer bagi tempat-tempat lain di Indonesia," kata dia.
IHSAN RELIUBUN | KUKUH