TEMPO.CO, Mojokerto – Pendukung calon Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto yang dicoret Komisi Pemilihan Umum Daerah, Choirun Nisa-Arifudinsjah (Nisa-Syah), membakar surat undangan pemilih atau Formulir C6. Mereka memilih golput atau tak menyalurkan hak pilihnya sebagai bentuk protes.
“Saya kecewa karena Bu Nisa dicoret. Saya tidak akan mengalihkan dukungan ke calon yang lain,” kata salah satu warga pendukung Nisa-Syah yang membakar surat undangan pemilih yang enggan disebut namanya, Rabu, 9 Desember 2015.
Sikap golput juga diambil simpatisan Nisa-Syah yang lain. “Prinsip saya sama dengan Bu Nisa, tidak akan mengalihkan dukungan ke calon yang lain. Surat undangan pemilih tidak saya pakai, ada di rumah,” kata salah satu simpatisan Nisa-Syah.
Meski rata-rata golput, namun ada saja relawan pendukung Nisa-Syah yang mengalihkan dukungan ke calon independen, Misnan Gatot-Rahma Shofiana (Misnan-Shofi). “Memang ada yang mengalihkan dukungan ke Misnan-Shofi, dan itu sudah kami sampaikan ke Bu Nisa,” kata kordinator relawan Nisa-Syah, Anton Fatkhurahman.
Menurut Anton, sebagian relawan mengalihkan dukungan ke Misnan-Shofi karena dianggap pasangan ini masih berkultur Nahdlatul Ulama. Misnan pernah aktif di Gerakan Pemuda Ansor, adapun Shofi di Fatayat dan Muslimat NU. Pasangan ini diisukan sebagai calon boneka calon inkumben Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi, meski Misnan maupun Shofi telah membantah.
Pendukung dan simpatisan Nisa-Syah enggan mengalihkan dukungan ke calon inkumben Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi. Sebab Mustofa dianggap tokoh dibalik gagalnya Nisa menjadi calon bupati.
Mustofa dan Nisa bekas Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto periode 2010-2015. Keduanya bersaing dalam Pilkada 2015 namun Nisa akhirnya dicoret oleh KPU berdasarkan putusan Mahkamah Agung dalam perkara Tata Usaha Negara yang diajukan Mustofa.
Dua hari menjelang pemungutan suara, Nisa sempat mengeluarkan pernyataan bahwa ia tak akan mengalihkan dukungan ke calon manapun. Ia juga tak menganjurkan pendukungnya golput. “Karena pilkada 9 Desember kami anggap cacat hukum maka saya tidak akan mengalihkan dukungan kemanapun dan soal pilihan kami serahkan ke masing-masing individu,” katanya.
Nisa dan suaminya, KH Sihabul Irfan Arif, memilih golput atau tak memilih. Hingga batas waktu pemungutan suara pukul 13.00, keduanya tak datang di tempatnya mencoblos di TPS 10 Perumahan Griya Japan Raya, Desa Japan, Kecamatan Sooko.
ISHOMUDDIN