TEMPO.CO, Surabaya-Pasangan inkumben Pilkada Surabaya, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana menang telak di TPS 51 yang berada di bekas lokalisasi Dolly di Kelurahan Putat Jaya. Risma-Whisnu memperoleh 186 suara, sedangkan Rasiyo-Lucy Kurniasari hanya mendapatkan 58 suara.
Meski begitu, perolehan suara pasangan nomor urut 2 itu kalah banyak ketimbang warga yang tidak menggunakan hak pilihnya. "Dari total DPT 484 orang, hanya 250 orang yang datang," kata anggota tim Penyelenggara Pemungutan Suara, Joko Mariyanto saat ditemui Tempo di lokasi, Rabu, 9 Desember 2015.
Rinciannya, jumlah surat suara yang sah sebanyak 244 suara dan 6 suara tidak sah. Sisanya, 234 orang tak datang ke TPS. Ia tak tahu penyebab rendahnya antusiasme warga menggunakan hak politiknya. “Males kayaknya," tutur Joko.
Salah satu warga RT 6 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, Indri Astuti, 25 tahun, mengaku keluarganya antusias mencoblos pada pilkada kali ini. Ia menampik tetangganya banyak yang memilih golput. Menurut dia, banyak kesalahan pendataan DPT di RW tempat tinggalnya.
Ia mencontohkan suaminya, Ardi Mulyono, yang mendapatkan undangan ganda. Ardi sudah satu tahun pindah Kartu Keluarga ke daerah Simo. Sehingga, “dia dapat undangan dobel, di Simo dan Dolly sini." Akibatnya, ia tak mencoblos di TPS 51.
Begitu pula dengan Murugiah, 60 tahun. Ia menceritakan bahwa putranya yang sudah pindah KTP ke Jakarta, masih juga mendapatkan undangan pilkada Surabaya. "Datanya nggak cocok."
ARTIKA RACHMI FARMITA