TEMPO.CO, Jakarta - Kubu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan Arsid-Elvier Soedarto Poetri belum mau mengkomentari hasil hitung cepat Charta Politik yang menunjukan kekalahan mereka dalam Pilkada Tangerang Selatan.
Pasangan nomor urut 2 itu hanya mendapat 30,9 persen dibandingkan dengan calon petahana Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie 59,9 persen. “Kami masih terus menantikan prosesnya," ujar Ketua Tim Pemenangan Arsid-Elvier, Rully Novidi Amrullah pada Rabu 9 Desember 2015.
Saat ini, kata Rully, pihaknya lebih pada mengkonsolidasi tim dan menunggu hasil real count. “Kami juga mengandalkan hasil hitung tim kami dilapangan nanti akan mengkompilasi itu semua," kata Rully.
Pasangan calon inkumben Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie dipastikan kembali memimpin Kota Tangerang Selatan versi hitung cepat Charta Politik. “Dari 100 persen suara yang masuk Airin-Benyamin menang 59,9 persen suara,"ujar Manager Riset Charta Politik Muslimin Lapka, Rabu 9 Desember 2015.
Menurutnya, hitung cepat menggunakan metode purposive cluster sampling, margin of error 1 persen, dan tingkat kepercayaan 99 persen. "Sampel diambil dengan mengikutsertakan pemilih di 200 TPS yang tersebar di tujuh kecamatan di Tangerang Selatan, dengan komposisi proporsional sampel dari tiap TPS di kecamatan,"katanya.
Dari hasil pengumpulan 200 suara sebagai sampel, didapati, 59,9 persen persen suara memilih pasangan Airin-Benyamin, 30,9 persen suara memilih pasangan Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri, dan 9,9 persen suara untuk Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra.
Sebaliknya kubu Ikhsan Modjo-Li Claudia Candra atau Alin bersiap mengugat hasil Pilkada Tangerang Selatan . “Kami sedang koordinasi dengan tim, sedang mengumpulkan seluruh bukti dan fakta dilapangan," kata Li Claudia Chandra, Rabu 9 Desember 2015.
Alin mengatakan gugatan telah mereka siapkan sejak September lalu karena Panitia Pengawas Tangerang Selatan membiarkan pelangaran demi pelanggaran terjadi. Menurut Alin, terbukti panitia pengawas sengaja menghambat laporan kecurangan dan membiarkan Airin kampanye menggunakan jabatan dan dana APBD dimasa kampanye.
Ikhsan Modjo juga menilai pilkada Tangerang berjalan tidak sehat. Sebab, hingga hari pencoblosan penyelenggara masih mengabaikan permasalahan-permasalahan yang juga belum teratasi." Salah satunya masalah daftar pemilih tetap (DPT),"kata Ikhsan.
Pasangan nomor urut 1 yang diusung Partai Demokrat dan Gerindra ini mengungkapkan hingga detik detik pencoblosan sekitar 600 pemilih di perumahan Delatinos BSD tidak masuk dalam DPT. “Sampai ketua RT dan RW nya yang sudah berpengalaman mengikuti Pilkada dan Pemilu sebelumnya tidak masuk dalam DPT," kata Ikhsan.
Selain itu, Ikhsan menilai KPU Tangerang Selatan telah gagal menyelenggarakan Pilkada. Hal ini, kata dia, terlihat dari rendahnya antusiasme warga Tangerang Selatan untuk datang ke TPS."Ini salah satu faktor gagalnya sosialisasi yang dilakukan KPUD, anggaran Rp 60 Milyar tapi hasilnya tidak maksimal,"katanya.
Menurutnya, aturan yang dibuat KPU selama ini sangat merugikan kandidat lain dan menguntungkan calon dari Petahana.Aturan yang memberikan ruang yang sempit kepada para kandidat."Sangat menguntungkan petahana, sementara kandidat lain dibatasi. Aturan yang sangat memihak,"katanya.
JONIANSYAH HARDJONO