Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Kampung Nelayan Impian Tri Rismaharini  

image-gnews
Sejumlah anak menaiki badan Hiu Paus (Rhincodon typus) yang mati terdampar di pantai Kenjeran Baru, Surabaya, (22/10). TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah anak menaiki badan Hiu Paus (Rhincodon typus) yang mati terdampar di pantai Kenjeran Baru, Surabaya, (22/10). TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Ini adalah mimpi yang terpenggal dari berakhirnya pemerintahan Wali Kota Tri Rismaharini di Surabaya per 28 September 2015: sebuah kampung nelayan yang bersih, produktif, serta menarik wisatawan di kawasan Kenjeran.

Mimpi itu telah dirintis lewat pembangunan jalan atau jembatan Kenjeran. Proyeksinya, jembatan itu menjadi bagian dari sebuah perkampungan nelayan bertaraf internasional. Tapi, sekalipun internasional, tetap menjadi ciri khas dan bagian dari sejarah Kota Surabaya.

“Kampung itu harus bersih dan karakter lokalnya masih melekat,” kata Risma dalam perbincangan dengan Tempo di Hotel Shangri-la, Senin 9 November 2015.  “Targetnya,” dia menambahkan, “Masyarakat di kampung nelayan itu bisa mendapatkan income yang lebih banyak dari sebelumnya.”

Risma yang kini masih berada dalam lintasan pacu untuk bisa kembali menjadi wali kota Surabaya periode 2015-2020 itu--dalam pilkada serentak--menjelaskan kalau konsep kampung nelayan telah dirancang jauh sebelumnya. Kampung itu, kata dia, akan memadukan pengalaman kampung nelayan yang ada di Belanda atau Jerman di Eropa dan Jepang atau Korea di Asia.

Kampung nelayan di negara-negara tersebut dilengkapi sentra pasar ikan yang menjadi tempat jual beli hasil tangkapan para nelayan. “Semua tempatnya itu bersih,” ujarnya.

Selain itu, kampung nelayan di Belanda juga berfungsi sebagai tempat wisata, adapun yang di Jepang dan Korea teramatinya lebih produktif. “Kalau di Surabaya saya akan campur, sehingga ada wisata dan produktivitasnya,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pakar tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Profesor Johan Silas, menekankan tiga syarat untuk sebuah kampung nelayan yang ideal. Ketiganya adalah, harus ada masyarakat nelayan, harus ada tempat untuk merawat kapal dan jalanya, serta harus ada tempat untuk mengelola hasil tangkapan nelayan. “Yang paling penting juga kebersihan kampung nelayan itu,” kata dia.

Apabila tiga syarat itu bisa dipenuhi, Silas menjamin, Kenjeran yang saat ini terkesan kumuh bisa menjadi ikon baru wisata kuliner pantai di Kota Surabaya. “Sehingga secara otomatis akan menambahkan income masyarakat sekitarnya.”

Ditemui terpisah, Abdul Rouf, satu warga asli Kenjeran, menghargai adanya cita-cita dari Risma ataupun Pemerintah Kota Surabaya menata ulang daerah pesisir Kenjeran. Dia berharap rencana itu tidak berhenti sebagai artikel di media. “Proses pembangunan infrastrukturnya seperti jalan juga harus dipercepat, bukan malah berlarut-larut dan tidak selesai-selesai,” kata dia.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

4 jam lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan


Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

1 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

3 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

4 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

4 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

6 hari lalu

Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, menyambangi rumah dinas pasangannya dalam kontestasi pilpres 2024, Muhaimin Iskandar, di Jl. Widya Chandra IV No. 23, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 20 April 2024. Anies bersama keluarganya tiba di rumah dinas Cak Imin pukul 14.46 WIB. TEMPO/Defara
Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.


Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

6 hari lalu

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat 12 Mei 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?


Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

7 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.