TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menilai kenaikan suara pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berasal dari pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Menurut Siti, terdapat kesamaan karakter pendukung Agus dan Anies dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017.
Baca juga: Anies-Sandi Menang Quick Count, Agus Yudhoyono Beri Selamat
“Nyaris tidak ada perbedaan antara pemilih Agus yang mengarah ke Anies,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 19 April 2017. Menurut dia, kemenangan Anies bisa diprediksi melalui peta kekuatan dukungan terhadap Agus.
Sejumlah lembaga survei yang mengadakan quick count atau hitung cepat mengunggulkan pasangan Anies-Sandi. Polmark Indonesia mencatat Basuki-Djarot meraih 42,43 persen dan Anies-Sandi 57,57 persen.
Indikator mencatat Basuki-Djarot 42,11 persen dan Anies-Sandi 57,89 persen, sementara SMRC mencatat Basuki-Djarot 41,94 persen dan Anies-Sandi 58,06 persen. Sedangkan LSI Denny JA mencatat Basuki-Djarot 42,33 persen dan Anies-Sandi 57,67 persen.
Pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yang digelar 15 Februari 2017, pasangan Agus-Sylvi mendapatkan 937.950 suara atau 17,02 persen, Ahok-Djarot 2.364.577 atau 42,99 persen, dan Anies-Sandi 2.197.33 atau 39,95 persen.
Siti menuturkan peralihan basis dukungan terhadap Anies menunjukkan adanya basis massa pemilih yang rasional. Menurut dia, rasionalitas dukungan terlihat meskipun ada keberpihakan kepada suku, agama, dan ras tertentu. “Ini normal dan wajar,” ucapnya.
Siti menjelaskan, kekalahan pasangan Ahok-Djarot disebabkan konteks sosial dan politik menjelang pemungutan suara. Beberapa di antaranya yang bisa berpengaruh adalah kontes debat final calon dan terkait dengan dugaan penistaan agama yang menyeret Basuki.
“Atau masyarakat sudah mampu membaca sendiri pemimpinnya,” ujarnya.
Menurut Siti, koalisi besar yang digunakan pasangan Basuki-Djarot, yang terdiri atas PDI Perjuangan, Partai Golkar, NasDem, Hanura, PKB, dan PPP, tidak menjadi jaminan kemenangan bisa didapatkan.
Simak juga:
Ahok-Djarot Kalah Pilkada DKI, Ini Analisis Pakar Statistik
Kekalahan Ahok-Djarot di Luar Perkiraan Tim Sukses
Hal ini serupa dengan kemenangan pasangan Jokowi atas calon inkumben Fauzi Bowo, yang didukung koalisi partai besar saat pilkada DKI Jakarta 2012.
“Koalisi partai besar belum menjamin kemenangan elektabilitas calon,” katanya.
ARKHELAUS W.
Video Terkait:
Warga Kampung Pulo Bersuka Cita atas Kemenangan Anies Baswedan
Pilkada DKI, Simpatisan Anies Baswedan Rayakan Kemenangan