TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Tebet Komisaris Nurdin Rahman mengatakan tidak ada pengusiran yang dilakukan takmir maupun pengurus masjid terhadap calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat salat Jumat di masjid Al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat, 14 April 2017.
"Tidak ada pengusiran,” kata Nurdin saat dihubungi Tempo, Sabtu, 15 April 2017. Menurut Nurdin, kehadiran Djarot tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pengurus masjid Al-Atiq. Jemaah masjid pun tidak mengetahui kalau pasangan dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, itu masuk ke dalam masjid.
Baca: Usai Salat Jumat, Djarot Diusir dari Masjid Al-Atiq Tebet
Saat Djarot sudah berada di dalam masjid, sebelum azan, seorang takmir menyampaikan pesan melalui pengeras suara agar tidak pemilih non-Muslim sebagai pemimpin. Selain itu, di tengah khotbah, seorang penceramah juga menyampaikan hal serupa. “Tidak ada pengusiran saat salat Jumat,” ujar Nurdin.
Kalau pun ada, kata Nurdin, teriakan dari jamaah usai salat Jumat. “Selesai salat, Pak Djarot bersalaman (dengan beberapa jemaah), dan wartawan mencegat di depan masjid,” ujar Nurdin.
Karena Djarot dicegat wartawan di jalan depan masjid, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. “Akhirnya orang-orang jadi tahu Pak Djarot ada di situ. Jadi, orang teriak 'nomor‘tiga, nomor tiga’,” kata Nurdin.
Nurdin mengakui, saat Djarot sedang di jalan, dirinya mendengar ada orang dari dalam masjid berteriak, “nomor tiga, nomor tiga. Kemudian pakai mikrofon. Kalau saya merasa itu bukan diusir. Itu kan dia jalan sendiri, Pak Djarot sekalian mau pulang," ujar Nurdin.
Baca juga: Diusir Seusai Salat Jumat, Djarot: Ideologi Kita Itu Pancasila
Sebelumnya, Djarot mengatakan imbauan takmir masjid memrovokasi. "Sebetulnya jemaahnya tidak apa-apa. Cuma tadi takmirnya yang mulai provokasi," ujar Djarot, Jumat, 14 April 2017.
LARISSA HUDA