TEMPO.CO, Jakarta - Tim pemenangan calon Gubernur dan Wakil. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat menggelar pelatihan terhadap saksi di Kemayoran, Jakarta, Ahad ini. Ahok meninjau ke lokasi bersama Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto.
Dalam sambutannya, Ahok meminta kepada para saksi agar bekerja secara militan. "Saksi jangan hanya di TPS (tempat pemungutan suara)," ucap Ahok, Ahad, 2 April 2017. Menurut Ahok, para saksi harus bisa menangkal isu-isu miring atau fitnah.
Baca: Taktik Megawati Gerakkan Mesin PDIP di Pilkada DKI
Dari pengamatan Ahok, ada isu yang membuat masyarakat bertanya-tanya kepada kinerja Ahok selama menjabat sebagai gubernur. Diantaranya, kata Ahok, seputar penggusuran dan tudingan penistaan terhadap agama. Menurut dia, isu itu cukup mempengaruhi warga. "Di timur (Jakarta Timur) itu bisa 22 TPS, satu kecamatan tidak mau milih," ujar Ahok.
Oleh sebab itu, Ahok secara khusus meminta panitia agar para saksi harus diberikan materi tambahan untuk meluruskan isu yang tidak benar. Tak hanya itu, tugas saksi pun tidak hanya berhenti ketika Pilkada tuntas.
Lebih lanjut, Ahok ingin tetap bisa menjalin silaturahim dengan para saksi agar bisa mengawasi jalannya pemerintahan. "Kalau saksi bekerja dengan baik, saya tidak butuh PNS banyak di kelurahan atau kecamatan. Apalagi bapak/ibu bisa jadi (ketua) RT/RW," ucap Ahok.
Koordinator Tim Manajemen Saksi dan Pengamanan Suara Ahok-Djarot, I Gusti Putu Artha, menambahkan para saksi sudah mendapatkan materi yang diharapkan Ahok. "Ada dua materi utama, wawasan dan teknis kepemiluan," ucap Artha.
Baca juga: Nasdem Bagikan Rekening Bank DKI Bagi Saksi Partai
Menurut Artha, materi pelatihan seputar wawasan berisi tentang bagaimana menjelaskan program Ahok-Djarot ke masyarakat diterima oleh 35.003 saksi. Mereka berasal dari koalisi partai Golkar, PDI Perjuangan, Hanura, Nasional Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan.
ADITYA BUDIMAN