TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat prihatin atas kasus dipecatnya pembina Masjid Darussalam, Pondok Pinang, Rasyidin Nawi, pada Februari 2017. Djarot menganggap pemecatan itu berlebihan.
"Saya bukan sedih, saya prihatin, kok bangsa ini mundur ke belakang, ya," kata Djarot saat mengunjungi Pasar Kedip, Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017.
Baca juga: MUI: Tidak Menyalatkan Jenazah Sesama Muslim Hukumnya Dosa
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Masjid Darussalam Abdul Ghafur membenarkan bahwa pihaknya telah memecat Rasyidin Nawi lantaran mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Menurut dia, keputusan Rasyidin berseberangan dengan keputusan pengurus lain yang bersepakat memilih pemimpin muslim.
Meski begitu, Djarot mengaku belum mengetahui pemecatan Rasyidin. Menurut Djarot, perbedaan adalah hal wajar. Tingkat toleransi di Jakarta pun sebenarnya tak rendah.
Hal itu tampak pada tingginya indeks demokrasi Jakarta. Hanya, ucap Djarot, ada beberapa orang yang memaksakan kehendaknya sendiri.
"Kita berbeda-beda it's oke-lah, asalkan kita bisa bertoleransi satu sama lain," tutur Djarot.
Djarot merasa kasus seperti itu hanya terjadi dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Ia khawatir, bila masih terjadi di Jakarta, itu akan membahayakan pilkada serentak 2018 yang diikuti 171 wilayah.
"Kenapa sih hanya Jakarta, yang lain enggak?" kata Djarot.
LANI DIANA | UWD