TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Survei Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu mengatakan maraknya isu penolakan mensalatkan jenazah bagi pendukung pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat bisa berpotensi menjadi bumerang bagi pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
“Tindakan intoleran itu mungkin saja akan menjadi bumerang bagi Anies,” kata Barkah saat dihubungi Tempo, Selasa, 14 Maret 2017.
Barkah menilai dalam survei terakhirnya pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran pertama posisi Anies-Sandi lebih unggul dibanding Ahok-Djarot. Sebab, responden dinilai memilih pasangan nomor urut tiga tersebut karena alasan kesamaan keyakinan. Ia menjelaskan dengan munculnya isu penolakan mensalatkan jenazah, pemilih yang masih ragu dengan pilihannya justru kemungkinan akan memilih pasangan Ahok dan Djarot karena isu intoleran tersebut.
Menurut Barkah, isu penolakan mensalatkan jenazah bukan sesuatu yang baik. Isu tersebut hanya akan mencederai demokrasi dan bentuk kemunduran dari demokrasi karena adanya unsur intimidasi. Terlebih itu terjadi di Ibu Kota. “Kalau di daerah tidak terjadi seperti ini, ini sangat fatal, pembelajaran bagi masyarakat,” kata dia.
Baca: Soal Tolak Salat Jenazah, Imam Masjid Istiqlal: Bisa Dosa Massal
Selasa pekan lalu, jenazah nenek Hindun binti Raisman, warga Jalan Karet Karya 2, RT 009 RW 02, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, disalatkan di ruang sempit berukuran 3 x 2 meter di rumah kontrakannya. Keluarga kecewa lantaran jenazah Hindun tidak disalatkan di musala Al Mu'minun, yang lokasinya tidak jauh dari rumah duka. Neneng, putri bungsu Hindun, menduga hal itu terjadi karena pilihan politik sang ibu dalam pilkada DKI Jakarta, 15 Februari 2017.
Neneng menuturkan, sehari setelah Hindun meninggal di musala dipasang spanduk bertuliskan 'Musala ini tidak mensholatkan jenazah pendukung penista agama'. Ia mengatakan tetangga pun tak banyak yang ikut mensalatkan. Ia menyebut alasannya karena almarhumah memilih Ahok.
Meski begitu, Barkah menilai kondisi elektabilitas Anies-Sandi bisa jadi akan sama. Ia menyebut kondisi pemilih di Jakarta memiliki dua tipe, ada yang sudah loyal dan ada yang masih ragu. “Kalau isu itu benar, tidak akan memengaruhi pemilih loyal Anies.”
DANANG FIRMANTO