TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mendadak menjenguk keluarga almarhum Hindun, 77 tahun, di RT 09 RW 05, Jalan Karet Karya III, Jakarta Pusat. Ahok mengadakan kunjungan mendadak ke rumah Sunengsih, 48 tahun, anak almarhum Hindun pada Senin pagi, 13 Maret 2017.
Ahok enggan memberitakan kunjungannya di rumah keluarga Hindun. Hal ini karena sejumlah awak media merasa tak dikabari jadwal kunjungan Ahok.
"Ya nggak usah terusin lah," ujar Ahok saat ditemui di tempat terpisah, Jalan Lancang, Proklamasi.
Baca juga: Kasus Hindun, Anies Minta Semua Pihak Tak Perkeruh Suasana
Ahok tak mau bicara banyak terkait kunjungannya ke keluarga Hindun. Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa kedatangan Ahok ke rumah almarhum Hindun bukan agenda kampanye.
"Kalau kegiatan tertutup, pasti akan tertutup," ucap dia menanggapi pertanyaan wartawan. Menurut dia, selama ini Ahok memiliki agenda terbuka untuk publik dan tertutup. Kedatangan Ahok ke rumah Hindun dikategorikan ke dalam agenda tertutup.
Dia juga menjawab pertanyaan wartawan terkait alasan keamanan jika agenda dilakukan tertutup. Ace percaya diri bahwa sejauh ini kehadiran Ahok di Jakarta aman. "Tidak terjadi apa-apa, saya berprasangka baik saja."
Ahok juga mengagendakan secara tertutup untuk mengunjungi warga lain yang tak disalati karena mendukung Ahok sebagai gubernur. Bahkan di Pondok Pinang, ada warga meninggal yang harus menandatangani kesepakatan agar tidak mencoblos pasangan Ahok-Djarot. Baru kemudian jenazah itu dikebumikan.
Sebelumnya, saat Hindun meninggal, jenazahnya tak diperkenankan disalatkan di musala. Akhirnya, jenazahnya disalatkan di dalam rumah oleh keluarganya sendiri.
Simak juga: Anies Minta Warga Jakarta Tidak Menolak Salatkan Jenasah
Padahal, Sunengsih sempat meminta ustad setempat agar jenazah ibunya disalatkan di musala Al-Mu'minun yang berada di RT 08, berjarak 50 meter. "Saya tanya gimana pak? Pak Ustad Syafii bilang jangan, karena orang tidak ada, jadi disuruh disalatkan di rumah saja," tutur dia menceritakan percakapannya.
Dia masih bingung dengan alasan Ustad Syafii, tapi ia nurut saja. Karena Sunengsih belum paham bahwa warga setempat menolak Ahok sebagai gubernur lagi. Akhirnya ibunya disalatkan di rumah, dipimpin oleh Ustad Syafii bersama keluarga Sunengsih. Warga setempat tidak banyak yang datang.
AVIT HIDAYAT