TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta incumben Djarot Saiful Hidayat tak mempermasalahkan hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Deny JA soal elektabilitas para calon dalam Pilkada DKI. Dalam survei yang digelar pada 27 Februari hingga 3 Maret lalu itu, suara pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot kalah dari lawannya, yakni pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Enggak apa-apa, saya jalan terus, justru senang karena itu sebagai masukan buat kita," ujar Djarot saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Dalam survei yang dirilis Selasa kemarin, pasangan Anies-Sandi meraih suara 49,7 persen, atau unggul sekitar 9 persen dibanding pasangan Basuki-Djarot, yang mendapat 40,5 persen.
Baca: Pilkada DKI Putaran Kedua, LSI: Anies-Sandi Menang
"Kalau survei LSI betul ya saya terima kasih, tapi yg harus diingat bahwa survei itu dinamis, membutuhkan waktu yang sangat panjang," ujar Djarot.
Bentuk survei yang dinamis, menurut Djarot bisa dilihat juga saat pemilihan Gubernur DKI pada 2012. "Kita juga lihat data survei di putaran pertama, sekarang kita survei, besok sudah berubah."
Djarot juga sudah mengantongi strategi pemenangan yang disiapkan tim suksesnya menghadapi putaran kedua pilkada. Namun Djarot tak mau membeberkannya.
Baca: Pilkada DKI Putaran 2, LSI Deny JA Sebut Ahok Bisa Menang, Asal..
"Itu urusan dapur kita, yang penting teman-teman (pendukung) jalan ke bawah, kemudian hindari isu negatif dan jaga pilkada DKI, yang penting usung program," kata Djarot.
Data survei tersebut didapat LSI dari 440 orang responden tersebar di seluruh Jakarta dan Kepulauan Seribu. Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan tingkat margin error sebesar 4,8 persen.
YOHANES PASKALIS