TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berjanji menjadikan Jakarta sebagai pintu gerbang Asia Tenggara dan pusat perekonomian kawasan itu. Sebab, Jakarta merupakan kota yang bisa melayani lebih dari sekedar untuk Indonesia, tapi kota yang melayani dunia.
"Jakarta tidak boleh kalah cepat dalam pembangunan dan perekonomian dengan Singapura serta Kuala Lumpur. Jakarta harus menjadi pintu ASEAN," kata Anies saat mengikuti Rapat Kerja Nasional 2017 PKS di Hotel Bumiyata Depok, Senin, 6 Maret 2017.
Menurut Anies, saat, orang luar negeri yang datang ke ASEAN masih melihat Singapura sebagai gerbang Asia Tenggara. Sebenarnya, kata Anies, Jakarta berpotensi sebagai kota yang paling berkembang di ASEAN.
Momentum tersebut harus cepat diambil dalam menempatkan Jakarta sebagai kota utama untuk konstelasi perekonomian dunia. Namun Anies melihat kondisi Jakarta sekarang sangat terpuruk. "Jakarta selalu hitungan kecil di bawah 10, tapi hitungan dari bawah untuk kota yang paling bermasalah," ujarnya.
Jika terpilih sebagai Gubernur Jakarta, ia berjanji akan membuat kota dan warga yang dipimpinnya maju. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi warga Jakarta merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. "Tugas kami untuk bertugas di Jakarta bukan amanat kecil, tapi amanat besar," ucapnya.
Ia menuturkan telah keliling Jakarta sejak September 2016 dan wakilnya, Sandiaga Uno, telah 18 bulan melihat kondisi Jakarta. Dari hasil pantauan itu terlihat sekali ketimpangan ekonomi dan sosial.
Menurutnya, Jakarta menjadi kota dengan tingkat kemiskinan di segala hal, seperti miskin ekonomi, lapangan kerja, udara bersih, dan pendidikan. Bahkan Anies menyebutkan Jakarta sebagai pusat kemiskinan ekstrem di Indonesia.
"Jadi, setelah saya ke pelosok Nusantara, saya menemukan kemiskinan dan permasalahan sosial. Namun, setelah saya keliling, Jakarta menjadi yang lebih buruk tingkat kemiskinannya," ujarnya.
Kondisi saat ini merupakan peluang bagi negara-negara Asia untuk bangkit. Asia menjadi benua yang dipandang dunia. Bahkan perekonomian Cina telah mempesona dunia, India menjadi negara yang kuat, dan Jepang sebagai negara Asia yang lebih dulu maju.
Namun ia mencontohkan, negara Asia Timur, seperti Jepang, Cina, Korea Selatan dan Korea Utara, sulit melakukan kerja sama. Begitu juga India, Pakistan, dan Bangladesh. "Mereka mempesona sebagai individu negara," ucapnya.
Namun berbeda dengan negara di ASEAN yang telah lebih dulu membuat persekutuan. "Di ASEAN, masa depan politik dan perekonomian kantor dan pusatnya harus di Jakarta. Sebab, Indonesia mempunyai duta besar di seluruh negara," ujarnya.
IMAM HAMDI