TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan kondisi terakhir di Kabupaten Intan Jaya pascainsiden perusakan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah dan penyerangan terhadap Ketua KPUD dan Bupati Lani Jaya sudah dalam pengamanan personel gabungan TNI dan Polri.
“Ada 400-an personel polisi gabungan bersama TNI yang melakukan pengamanan sejak 23 Februari hingga aksi penyerangan (24 Februari)," ujar Paulus dalam konferensi pers di Jayapura, Jumat, 24 Februari 2017.
Baca: Anies-Sandiaga Bertemu Titiek Soeharto, Ini yang Dibicarakan
Mengantisipasi kerusuhan susulan, kata dia, ada penambahan 81 personel Brimob yang digeser dari Kabupaten Dogiyai ke Intan Jaya untuk membantu personel yang sudah diturunkan. "Sabtu dini hari, 25 Februari 2017, ada penambahan 200 personel gabungan dari Mabes Polri yang dikerahkan menuju Intan Jaya via Jayapura menggunakan pesawat," ujar Kapolda.
Paulus berujar, sejak tahapan penyelenggaraan, pilkada di Intan Jaya memang sarat kepentingan. Sehingga warga mudah diprovokasi dan melakukan tindakan brutal. Diakui Kapolda, sejumlah nama provokator sudah diketahui. Mereka akan dipanggil untuk bertanggung jawab atas insiden itu.
“Dari pihak kita sudah mengantongi sejumlah nama oknum yang berperan sebagai provokator hingga menghasut warga melakukan aksi perusakan dan menyerang Ketua KPU dan bupati. Mereka akan dipanggil untuk dimintai keterangan” kata Paulus.
Simak: Jika Lolos ke Putaran Kedua, Ahok-Djarot Diminta Cuti Lagi
Dengan jumlah anggota yang sudah dikerahkan untuk melakukan pengamanan, Kapolda berharap aksi tersebut tidak berkembang. Meski demikian, rata-rata semua wilayah di Papua yang melaksanakan pilkada punya potensi kerusuhan yang sama. Hanya saja, itu dikembalikan kepada pihak penyelenggara.
Sebelumnya, keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar A.M. Kamal menyebutkan keributan di Intan Jaya berawal saat sekitar 500 orang dari pendukung pasangan calon nomor urut 2, Yulius Yapugau-Yunus Kalabetme, menerobos masuk ke halaman Kantor KPUD dengan melompati pagar, kemudian melempari kantor tersebut menggunakan batu dan kayu.
Kelompok massa ini menuntut agar pleno segera dilaksanakan. Namun situasi dapat dikendalikan polisi dengan memberikan penjelasan bahwa proses input data PPD belum selesai sehingga pleno belum bisa dilaksanakan. Dengan penjelasan ini, massa dapat menerima dan menenangkan diri. Namun massa tetap menuntut pleno harus dilaksanakan hari itu juga.
Lihat: Jika Lolos ke Putaran Kedua, Ahok-Djarot Diminta Cuti Lagi
Sampai sore, input data dari Distrik Agisiga belum juga selesai sehingga kembali mendapat protes dari massa yang ada di luar Kantor KPUD. Massa mulai mengepung kantor KPUD. Untuk mengantisipasi terjadinya tindakan anarkis, polisi meminta kandidat pasangan calon Yulius Yapugau-Yunus Kalabetme menenangkan massanya.
Sementara kelompok massa, sekitar 500 orang, dari paslon nomor 3 yang merupakan bupati inkumben, Natalis Tabuni-Yan Kobogoyauw, juga mendatangi kantor KPUD. Melihat kehadiran massa dan Bupati Intan Jaya yang memancing kemarahan massa dari paslon nomor 2 sehingga terjadi keributan antara dua kelompok itu.
HANS ARNOLD