TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) ikut mengawal pelaksanaan pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Mereka ikut andil lantaran sebagian besar Kampus UI berlokasi di DKI, serta sebagian besar alumnus dan mahasiswanya adalah warga DKI.
“Karena itu, alumnus dan mahasiswa UI berkepentingan agar pilgub DKI berlangsung secara aman dan damai, serta terselenggara sesuai dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,” ujar Ketua Umum ILUNI UI Arief Budhy Hardono lewat keterangan tertulis, Senin, 20 Februari 2017.
Dia mengatakan ratusan relawan dari alumnus dan mahasiswa UI sempat memantau langsung pencoblosan dan perhitungan suara pada 15 Februari lalu. Para relawan itu merupakan gabungan ikatan alumnus dari sejumlah fakultas, serta anggota Badan Eksekutif Mahasiswa di UI.
Jumlah total tempat pemungutan suara (TPS) yang dipantau langsung oleh para relawan asal UI tersebut mencapai 133 TPS di 31 kecamatan dan 63 kelurahan di seluruh DKI.
“Jumlah suara masuk yang dicatat oleh #IluniUIKawalPilkada sesuai dengan hasil perhitungan akhir di papan pengumuman setiap TPS adalah sebesar 57.510 suara,” kata Arief.
Berdasarkan perincian yang mereka buat, sebanyak 7.775 suara memilih pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sebanyak 24.340 suara memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan 24.747 suara memilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Adapun 648 suara terhitung tidak sah.
Baca:
Banjir Kepung Ibu Kota, Ini 54 Titik di Jakarta
Banjir Bekasi Semakin Meluas, Mobil Tenggelam
ILUNI UI juga melakukan cek silang hasil di TPS dengan data C1 yang diunggah Komisi Pemilihan Umum DKI di website https://pilkada2017.kpu.go.id. Hal itu untuk memastikan akuntabilitas proses rekapitulasi suara. "Dari cek silang tersebut, secara umum tidak ditemukan selisih yang signifikan dari total jumlah suara pemilih.”
Arief berujar, data pemilih per pasangan calon dan suara tidak sah per TPS di 124 dari 133 TPS yang dipantau ILUNI UI sama persis dengan data yang diunggah ke sistem. Jumlah suara yang berbeda, kata dia, hanya 0.15 persen, atau sekitar 89 dari total 57.510 suara.
“Walaupun demikian, secara khusus perlu dicermati adanya selisih data yang cukup besar antara hasil TPS dengan data C1 yang diunggah ke sistem, yang ditemukan di salah satu TPS di kelurahan Manggarai (Jakarta Selatan),” tutur Arief.
YOHANES PASKALIS