Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendukung Calon Wali Kota Yogya Pertanyakan Netralitas PNS

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Tempat Pemungutan Suara di Ngadiwinatan, Ngampilan, Yogyakarta disulap mirip studio musik pada Pilkada 15 Februari 2017.(Tempo/Shinta Maharani)
Tempat Pemungutan Suara di Ngadiwinatan, Ngampilan, Yogyakarta disulap mirip studio musik pada Pilkada 15 Februari 2017.(Tempo/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan pendukung pasangan calon Wali Kota Yogyakarta, Imam Priyono dan wakilnya, Achmad Fadli mendatangi kantor Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kota Yogyakarta, meminta Panwas mengumumkan hasil kajian dugaan pegawai negeri sipil tidak netral. Mereka berorasi meminta Panwas bersikap tegas.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Yogyakarta, Antonius Fokki Ardiyanto meminta Panwas Kota Yogyakarta bersikap tegas terhadap laporan dugaan ketidaknetralan PNS itu. “Netral atau tidak, kami minta hasil kajiannya segera diumumkan,” kata Fokki di Kantor Panwas Kota Yogyakarta di Jalan Suryopranoto, Pakualaman Yogyakarta, Sabtu, 18 Februari 2017.

Pada 13 Februari, Fokki telah menyerahkan bukti dugaan ketidaknetralan PNS melalui screenshoot telepon selular yang isinya adalah mengajak memilih pasangan calon tertentu di kantor Badan Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta. Pejabat Pemerintah Kota Yogyakarta yang dituduh tidak netral oleh Fokki adalah Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono.

Tapi, Yunianto membantahnya. Menurut Yunianto pesan di telepon selular itu ajakan bagi anggota grup whatsapp untuk menggunakan hak pilihnya. Pesan itu beredar di grup Unit Pelaksana Teknis Malioboro. Pesan itu ditulis Yunianto pada 4 Februari 2017.

Anggota Divisi Penindakan Pelanggaran, Panwas Kota Yogyakarta, Pilkeska Hiranurpika mengatakan Panwas hanya bisa memproses dugaan pelanggaran administrasi terhadap PNS yang dituduh tidak netral itu. Sebab, bukti formil dugaan pelanggaran yang bersifat pidana tidak terpenuhi. Panwas melibatkan anggota Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang beranggotakan polisi maupun pegawai kejaksaan.

Syarat unsur formil dugaan pelanggaran bersifat pidana adalah yang melaporkan dugaan pelanggaran itu harus warga negara Indonesia yang punya hak pilih di wilayah itu, yang melaporkan pemantau, peserta Pilkada, maupun tim sukses yang terdaftar di KPU. “Sampai batas waktu yang ditentukan pelapor tidak penuhi bukti formil,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sempat terjadi ketegangan ketika Panwas bersama Sentra Penegakan Hukum Terpadu memutuskan dugaan pidana itu tidak bisa diproses karena pelapor tidak memenuhi bukti pendukung. Pelapor menyebut permintaan untuk melengkapi bukti yang anggota Panwas kirim ke telepon selular pelapor tidak terbaca atau tidak terkirim. Padahal, nomor pelapor aktif ketika dihubungi.

Kepada tim sukses Imam Priyono-Achmad Fadli, Pilkeska menjanjikan menyampaikan hasil kajian dugaan pelanggaran ketidaknetralan PNS itu pada Selasa, 21 Februari.
Apabila terbukti mengajak memilih pasangan calon Pilkada tertentu, maka yang bersangkutan terancam sanksi diberhentikan secara tidak terhormat. Sanksi itu mengacu pada Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. “Barang bukti kami jadikan bahan kajian. Kami teliti apakah ada keberpihakan terhadap pasangan calon tertentu atau tidak,” kata dia.

Panwas juga akan menyampaikan hasil kajian temuan dugaan pelanggaran itu kepada Komisi Aparatur Sipil Negara, Inspektorat Kota Yogyakarta, Ombudsman Republik Indonesia, dan Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

10 jam lalu

Aksi PKL Teras Malioboro 2 memprotes rencana relokasi yang akan dilakukan Pemda DIY di Jalan Malioboro Yogyakarta Rabu (11/9). Tempo/Pribadi Wicaksono
Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.


Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

17 jam lalu

Suasana kafe yang juga merangkap akademi kopi di Talabumi Coffee Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.


Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

1 hari lalu

Para PKL yang menempati Teras Malioboro 2 menggelar aksi di halaman Kantor Gubernur DIY Kepatihan Yogyakarta Jumat 3 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

Aksi ini merupakan bentuk protes para PKL Teras Malioboro 2 terhadap rencana relokasi sepihak yang akan dilakukan Pemda DIY pada awal 2025.


70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

1 hari lalu

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta mewisuda 84 mahasiswa menjadi Sarjana Terapan di bidang Nuklir, di Hotel Sahid, Rabu, 11 September 2024. (Foto: Dok Poltek Nuklir)
70 Persen Wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Tahun Ini Sudah Ditarik Perusahaan

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia mewisuda sebanyak 84 lulusan pendidikan sarjana dari tiga program studinya pada Rabu, 11 September 2024.


Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

1 hari lalu

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan menuju Masjid Agung pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 9 November 2019. Pihak Keraton menghadirkan dua pasang gunungan laki-laki dan perempuan untuk diperebutkan warga dalam puncak perayaan Sekaten 2019 dan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Upacara Sekaten Keraton Surakarta Sempat Ricuh, Bagaimana Sejarah Prosesi Adat Ini?

Upacara Sekaten Keraton Surakarta sempat ricuh, apa yang terjadi?


Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

3 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Yogyakarta Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang hingga Petir Wilayah Ini

Selain hujan lebat dan angin kencang, BMKG Yogyakarta ingatkan bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

4 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

5 hari lalu

Beragam permainan yang dipamerkan komunitas board game di Yogyakarta, Sabtu, 7 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

Ratusan pelaku industri kreatif berkumpul di Yogyakarta menyoroti tentang ekosistem board game dan kontribusinya bagi sektor wisata di Tanah Air.


Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

6 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Dok. Pemda DIY.
Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

Sultan HB X merespon penolakan warga terhadap rencana beroperasinya hiburan malam di Sleman, Yogyakarta


Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

8 hari lalu

Prof Mubyarto. Foto : Wikipedia
Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

Prof Mubyarto merupakan akademisi dan penggagas ide-ide mengenai konsep Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila