TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi tingginya angka partisipasi warga Jakarta dalam pemilihan gubernur DKI pada Rabu, 15 Februari 2017. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta mencatat partisipasi masyarakat hampir mencapai 80 persen.
"Bagus itu, artinya partisipasinya luar biasa," kata dia, di Balai Kota, Jumat, 17 Februari 2017. Angka partisipasi tahun ini meningkat dibandingkan pada pilgub 2012 yang hanya mencapai 68 persen.
Baca: Pilkada DKI, Sebagian Warga Jakarta Kehilangan Hak Pilih
Menurut Djarot, antusias masyarakat pada pilkada sangat besar, banyak warga Jakarta yang tinggal di luar negeri khusus pulang kampung untuk mencoblos. Djarot mengaku bangga dengan hal tersebut. "Kebanyakan mereka ingin memastikan Jakarta, yang sudah ada perubahan cukup bagus ini, agar dituntaskan," kata dia.
Meski begitu, Djarot menyayangkan banyaknya laporan dari masyarakat yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Di antaranya tempat pemungutan suara yang terlambat buka atau kertas suara yang kurang.
"Saya juga dengar banyak pelanggaran. Ada TPS yang buka jam 12 ada yang buka jam berapalah. Sampai kekurangan surat suara, itu kan namanya menghilangkan hak konstitusi warga negara untuk memilih. Untuk memilih itu kan hak dasar," kata Djarot.
Djarot meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membenahi penyampaian surat suara kepada pemilih. Dia juga meminta Badan Pengawas Pemilu agar menindak lanjuti pelanggaran-pelanggaran di TPS yang terjadi. "Saya juga dengar banyak pelanggaran-pelanggaran. Ada (TPS) yang buka jam 12, ada yang jam sekian. Ini kita minta Bawaslu turun," katanya menjelaskan.
ZARA AMELIA | NINIS C.H.