TEMPO.CO, Jakarta - Ahli statistik dari Universitas Indonesia, Dirga Ardiansa, mengatakan pilkada DKI Jakarta kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran. Alasannya, berdasarkan hitung cepat atau quick count dari beberapa lembaga survei, belum terdapat pasangan calon yang mengungguli lawannya dengan persentase suara 50 persen plus satu.
Baca juga: Hitung Cepat Voxpol, Ahok-Djarot Menang
“Putaran kedua kemungkinan akan terjadi, tapi ini harus dipastikan. Ini cukup hangat di publik terkait dengan integritas lembaga. Tapi nanti akan tahu siapa yang maju di putaran berikutnya,” tutur Dirga dalam acara Hitung Cepat Calon Gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan Tempo di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2017.
Selain Dirga, pembicara lainnya adalah Philiph Joseph Vermonte (pengamat politik) dan Direktur Rujak Center For Urban Studies, Elisa Sutanudjaja. Dipandu wartawan Tempo Sadika Hamid, acara diskusi ini bisa disaksikan secara live di akun media sosial Tempo, seperti Facebook, YouTube, dan Periscope.
Philiph Vermonte menjelaskan, ada kemungkinan yang akan maju ke dalam putaran kedua adalah pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sedangkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni diperkirakan akan tersingkir.
“Ada satu bulanan untuk publik menilai lagi. Lalu, kalau begitu, suara Agus ini akan lari ke mana, nanti akan ada peluang-peluang,” kata Philiph.
Simak juga: Analis: Pilkada Lancar Beri Sentimen Positif ke Investor
Berdasarkan penghitungan sementara oleh lembaga Pollmark, pasangan Agus-Sylvi memperoleh suara di kisaran 18,2 persen. Adapun pasangan Ahok-Djarot di kisaran 41 persen, dan pasangan Anies-Sandi di kisaran 40 persen dengan margin of error 2 persen.
“Sebenarnya cara membaca hasil quick count adalah dengan rentang tertentu. Misal, margin error 2 persen, maka kalau paslon dapat 18 persen, real count-nya bisa 16 persen atau 20 persen,” ujar Dirga.
DESTRIANITA