TEMPO.CO, Bekasi - Pengamat Politik dari Universitas Islam 45 Bekasi Adi Susila menilai tak ada yang menonjol dari debat kandidat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi di sebuah stasiun televisi swasta nasional di Jakarta, Senin kemarin, 6 Februari 2017. "Apa yang disampaikan datar-datar saja," kata Adi kepada Tempo, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut dia, program yang disampaikan oleh lima pasangan calon hanya berupa janji-janji yang sulit terealisasi. Janji-janji itu tak ubahnya seperti yang sudah diutarakan para calon kepala daerah sebelum-sebelumnya. "Pasangan calon hanya mengumbar janji, di sini tim paslon tidak cakap menyusun bahan," kata dia.
Baca: Angka Agus-Sylvi Kecil, Roy: Ada Produser di Balik Survei
Padahal, kata dia, seharusnya program yang disampaikan kepada publik menyangkut solusi konkret. Misalnya, dalam penataan ruang, harus ada rencana yang konkret bagaimana melakukan penataan tersebut. Sebab, seperti diketahui, Kabupaten Bekasi sudah sesak dengan kawasan industri. "Di sini masyarakat bisa menilai kualitas para pasangan calon," ujar Adi.
Menurut Adi, debat kandidat tersebut hanya sedikit pengaruhnya. Adapun, yang terpengaruh ialah masyarakat perkotaan atau masyarakat rasional. Sayangnya, partisipasi pemilih masyarakat rasional cukup sedikit ketimbang masyarakat tradisional di wilayah perdesaan. "Debat kemarin menjadi pertimbangan pemilih rasional," ujar dia.
Adi berpendapat yang paling diuntungkan dari debat tersebut adalah calon inkumben Neneng Hasanah Yasin. Sebab, partisipasi pemilih pada pemilihan kepada daerah lima tahun lalu mayoritas pemilih adalah masyarakat tradisional. "Calon yang sudah dikenal menjadi rujukan masyarakat perdesaan," ujar dia.
Simak: Survei Median: Elektabilitas Ahok Tertinggi, Agus Terendah
Ketua tim pemenangan pasangan pasangan Saduddin-Ahmad Dhani, Taih Minarno mengatakan, pihaknya optimistis mampu memenangkan pemilihan kepala daerah. "Indikatornya banyak, dilihat dari antusiasme warga ketika kami melakukan blusukan," kata Taih.
Taih mengakui bahwa debat kandidat yang berlangsung pada Senin kemarin, tak mempunyai pengaruh terhadap pemilih. Sebab, jauh sebelum ada debat, pihaknya sudah menyosialisasikan program-program pasangan nomor urut dua tersebut. "Kami maksimalkan dalam kampanye," kata Taih.
Ketua tim sukses pasangan Meiliana Kadir-Abdul Kholik, Yudi Darmansyah, mengatakan debat kandidat cukup berpengaruh. Sebab, masyarakat yang menonton dapat membandingkan visi-misi. "Kalau selama ini kan parsial, masyarakat menunggu pasangan calon kampanye, kemarin sudah bisa menentukan," kata dia.
Lihat: Tidak Beri Tahu Panwaslu Mau Blusukan, Ini Alasan Ahok
Yudi yakin menang setelah calon yang diusungnya menyampaikan visi dan misi dengan sangat tegas. Konsen mengurangi pengangguran, meningkatan kesejahteraan buruh, penataan tata ruang, serta perlindungan perempuan dan anak. "Kami targetkan 500 ribu suara atau 25 persen dari daftar pemilih," kata Yudi.
Sementara itu, pasangan inkumben, Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmadja optimis mampu memenangkan pilkada 2017 Kabupaten Bekasi. Indikatornya ialah suksesnya memimpin Kabupaten Bekasi selama lima tahun atau sejak 2012. "Infrastuktur sudah bagus, dapat dirasakan masyarakat, kesejahteraan mulai meningkat," kata anggota tim sukses Neneng-Eka, Budiarta.
Lima pasangan calon yang bertarung memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Bekasi ialah nomor urut 1 Meilina Kartika Kadir-Abdul Kholik (Menarik), nomor urut 2 Sa'duddin-Ahmad Dhani (SAH), nomor urut 3 Obon Tabroni-Bambang Sumaryono (Obama), nomor urut 4 Iin Farihin-KH Mahfudz Al-Haifdz (Imam), dan nomor 5 Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja (Neneng-Yes).
ADI WARSONO