TEMPO.CO, Jakarta - Tentu masih ingat dengan salat Jumat pada 2 Desember 2016 di Lapangan Monumen Nasional, yang berbarengan dengan Aksi Damai 212, yang diimami KH M. Nasir Zein. Pada Minggu, 5 Januari 2017, Nasir menghadiri kampanye akbar pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Acara berlangsung di lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Nasir merupakan pimpinan Pondok Pesantren Rafah Bogor, Jawa Barat. Nazir secara terbuka mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Anies-Sandi dalam pilkada DKI Jakarta. Nazir mengungkapkan isi hatinya.
"Saya masuk ke lapangan ini hati saya lebih besar daripada gunung terbesar di Indonesia.
Harapan saya lebih tinggi daripada menara yang ada di sekeliling kita," kata Nasir.
Baca: Macet di Sekitar Lapangan Banteng, Sandiaga Uno Minta Maaf
Nasir menegaskan semua orang yang berkumpul di Lapangan Banteng dalam rangka berupaya memenangkan Anies-Sandi. "Ini adalah pertanda kemenangan untuk kita. Ini adalah pertanda kemenangan untuk Anies-Sandi," kata Nasir.
Pasangan Anies-Sandi yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut menjadi lawan kuat pasangan inkumben nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Dalam sejumlah survei, kedua pasangan ini elektabilitasnya digambarkan bersaing ketat.
Sedangkan pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tak kalah gesit dalam berkampanye. Pasangan ini menyasar masyarakat bawah dengan cara blusukan ke perkampungan penduduk dan pasar-pasar.
Simak: Prabowo Minta Maaf karena Pernah Mencalonkan Ahok
Saat kampanye di Lapangan Banteng, Anies mengimbau para relawan dan pendukungnya mengawasi segala bentuk potensi kecurangan dalam pilkada pada 15 Februari 2017 mendatang. "Saudara sekalian, ancaman kita adalah kecurangan. Mari awasi," kata Anies kepada pendukungnya.
Pengawasan yang dimaksud Anies adalah pengawalan tempat pemungutan suara (TPS) setelah mencoblos hingga perhitungan suara dilakukan."Tanggal 15 (nanti), ikhtiar selama berbulan-bulan jangan sampai sirna. Jaga setiap TPS, pastikan yang menang nomor 3," ujar Anies.
Anies juga mengingatkan pendukungnya untuk waspada terhadap praktek politik uang yang muncul jelang pemilihan. Menurut Anies, proses verifikasi yang saat ini dikeluarkan di level kelurahan rawan disalahgunakan. Pada level tersebut, proses verifikasi cenderung sulit mengenali warga asli.
Anies khawatir jumlah penerima surat keterangan pengganti Kartu Tanda Penduduk elektronik yang mencapai 187 ribu tersebut. Menurutnya, surat keterangan dapat digunakan sebagai syarat memilih untuk mengganti proses KTP elektronik. "Betul-betul menjadi kekhawatiran bagi kita karena proses verifikasi enggak lewat RT dan RW," ucapnya.
CHITRA PARAMAESTI | ANTARA | ELIK S
Baca juga:
Dukung Ahok di Pilgub 2012, Prabowo Menyesal?
Pilkada DKI, Prabowo Yakin Anies-Sandi Menang Satu Putaran
Kampanyekan Anies-Sandiaga, Prabowo Nyanyi 'Hujan Gerimis'