TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengunjungi sebuah rumah besar bergaya tradisional di salah satu wilayah Kampung Rawa Binong, Lubang Buaya, Cipinang, Jakarta Timur, pada Jumat sore, 3 Februari 2017.
Dari luar, rumah berlantai tiga yang masih dalam proses pembangunan itu tampak seperti pura. Ahok mengetuk pintu rumah itu dan muncul seorang pria sambil menyalakan sakelar lampu. Meski lampu menyala, penerangan di rumah itu masih tampak redup. Ada banyak barang-barang kesenian mengisi rumah tersebut. Seperti patung, lukisan, dan beberapa wayang yang tergolek di lantai.
Baca: Isu Penyadapan SBY, Begini Komentar Agus Yudhoyono
Pemilik rumah itu, Pangeran Nata Adiguna Masud Thoyib Jayakarta Adiningrat, menyampaikan kepada Ahok bahwa ia memiliki banyak koleksi benda seni dan budaya dari abad ke-1 hingga 21. Rencananya, bangunan itu akan dijadikan sebagai museum budaya Betawi dan terbuka untuk umum. "Saya secara pribadi kumpulin ini semua dan dedikasikan untuk DKI," kata Masud di rumahnya.
Mendengar hal itu, Ahok mengaku tertarik dan akan membantu membereskan pembangunan rumah tersebut bila telah kembali aktif menjabat. Menurut dia, dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari jalan raya, rumah itu bisa dijadikan tempat wisata kebudayaan Betawi. "Dia yang sudah keluar duit kan, kalau ada kekurangan kami yang tutup. Bangun atau apa nanti dipelajari," ujar Ahok.
Simak: Pilkada DKI Semakin Dekat, Anies Perkuat Jaringan
Masud yang merupakan Sekretaris Jenderal Yayasan Raja Nusantara, mengaku bersyukur soal penawaran bantuan tersebut. Dia mengatakan bahwa bangunan itu hanya tinggal dibuat pendapa saja. Selain itu, dia juga mengaku sudah memiliki ribuan koleksi pribadi benda-benda seni yang terus bertambah setiap harinya.
Masud menuturkan, dirinya memiliki koleksi konsep kehidupan berbangsan dan bernegara pada museum itu. Ia berencana menghadirkan abad kejayaan nusantara yang dimulai dari abad ke-7 pada zaman Kerajaan Sriwijaya, abad ke-14 pada Kerajaan Majapahit, hingga ke-21. "Sekarang itu harus kejayaannya Ahok abad 21. Kalau kita enggak punya konsep itu apa yang mau kita bangun ke depan," tuturnya.
FRISKI RIANA