TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengapresiasi dukungan yang diberikan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dukungan ini disebut didapat pasangan itu seusai penyelenggaraan debat pilkada DKI pada Jumat lalu.
“Kami memandang kehadiran Pak Antasari itu penguatan kepada kami untuk melawan ketidakadilan dan betul-betul berjuang menciptakan keadilan sosial bagi warga Jakarta,” kata Djarot di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Lenteng Agung, Sabtu, 28 Januari 2017.
Baca: PDIP: Antasari Azhar Mantap Dukung Ahok-Djarot
Menurut Djarot, Antasari mampu menentukan mana pemimpin yang sudah bekerja. Mantan pimpinan KPK itu dinilai cerdas untuk melihat persoalan di Jakarta.
Djarot mengaku tidak berpikir untuk menaikkan elektabilitas dengan dukungan yang didapat dari Antasari. Dia melihat dukungan Antasari sebagai penguat dalam kerja pemenangan pilkada. "Kehadiran beliau memberikan semangat kepada semua pendukung," ujarnya.
Sedangkan perihal kasus pidana yang sempat menjerat Antasari, Djarot memandang Antasari adalah orang yang menjadi korban ketidakadilan. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 18 tahun penjara kepada Antasari. Antasari dianggap bersalah terkait dengan pembunuhan pimpinan PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, pada 2009.
“Dari rekam jejaknya saya melihat bahwa Pak Antasari mengalami ketidakadilan sebagai warga negara yang baik,” ujar Djarot. Ia mengaku tidak memiliki pesan khusus kepada Antasari selain terima kasih.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memastikan Antasari Azhar telah menyatakan dukungan kepada pasangan nomor urut 2 itu. Menurut Hasto, Antasari melihat kepemimpinan Ahok sudah memberikan gagasan dan pengalaman nyata. Termasuk bagaimana mengatasi ketidakadilan dan menciptakan birokrasi yang efisien.
DANANG FIRMANTO