TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merasakan manfaatnya dengan ditambahnya waktu dalam debat kandidat kedua yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Jumat malam. Sebab, dia punya kesempatan untuk mengklarifikasi pernyataan lawan politiknya yang ia anggap keliru.
“Enak sih, jadi bisa koreksi data. Coba kalau enggak ada waktu, kan enggak bisa koreksi waktu dibilang (Ahok) Kemendikbud di posisi ke-22,” kata Anies di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.
Baca: Debat Kandidat, Anies Soroti Perilaku Ahok
Dalam debat pilkada kedua tersebut, Ahok sempat menyinggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki rapor merah dari Ombudsman dalam hal pelayanan publik. Ahok membandingkan peringkat Kemendikbud yang dipimpin Anies saat itu dengan kota Jakarta. “Dari Ombudsman kami juara 16 dari 33 provinsi. Kalau Pak Anies di Kemendikbud juara 22 dari 22 kementerian, gitu lho,” ucap Ahok.
Merasa data yang disodorkan Ahok salah, Anies mengklarifikasi saat sesi terakhir. Menurut Anies, data peringkat tersebut merupakan angka sebelum dirinya bertugas sebagai Kemendikbud. “Setelahnya (dipimpin Anies) meningkat menjadi sembilan. Maaf kesannya menyombongkan diri, tetapi kami perbaiki dan Insya Allah kalau kami terpilih akan kami bereskan Jakarta,” kata Anies.
Baca juga: Debat Kandidat, Anies Sindir Laporan Keuangan DKI
Anies juga mengunggulkan kepemimpinannya di Kemendikbud yang mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), membuatnya yakin bisa membuat warga Jakarta menganggap rencananya itu konkrit. Sedangkan audit BPK terhadap laporan keuangan DKI Jakarta pada 2015, kata Anies, mendapatkan predikat wajar dengan pengecualian (WDP).
FRISKI RIANA