TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menghadiri undangan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari ustad Fikri Haikal, putra almarhum Kyai Haji Zainuddin MZ, di Gang Haji Aom, Jalan Gandaria I, Kramat Pela, Jakarta Selatan, Selasa malam, 17 Januari 2017. Anies yang tiba sekitar pukul 20.30 ditemani putra bungsunya, Ismail Hakim Baswedan.
Dalam ceramahnya, Anies sempat melempar pertanyaan tentang jumlah rakaat dalam salat witir. "Satu rakaat boleh enggak?" ucap Anies. Para jemaah pun serentak menjawab boleh.
Anies kemudian bertanya lagi apakah boleh menjalankan salat witir dua rakaat. Jemaah mengatakan tidak boleh karena jumlah rakaat dalam salat witir harus ganjil. "Bapak, Ibu, afdal mana 1 rakaat sama 3 rakaat? Witir itu," kata Anies sambil tertawa setelah mendengar celetukan, "Bisa aja Bapak."
Sebelum melanjutkan, Anies mengaku geli sendiri mendengar guyonannya. Namun ia menyatakan tidak sedang berkampanye. Kemudian, ia meminta jemaah mengingat jumlah rakaat salat witir. Jemaah pun tertawa.
Di awal ceramahnya, Anies menekankan pentingnya membangun akhlak ketimbang hal-hal yang bersifat materiil dan benda mati. "Kita ingin terbangun suasana keadilan, nuansa Islami, dan insya Allah bulan depan akan menemukan jawabannya," kata dia.
Anies pun menceritakan, ketika dirinya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ia sering mengirimkan para guru ke daerah pelosok Tanah Air yang terbelakang, tanpa listrik, dan sinyal telepon. Gambaran kemiskinan itu, menurut dia, tak sebanding dengan kondisi di Jakarta. Ia mengungkapkan banyak melihat kemiskinan ekstrem saat menjalani kampanye sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Anies menuturkan, kondisi yang terjadi di Ibu Kota merupakan masalah menahun dan bukan salah siapa pun. Sebab, kata dia, jika menjadi pemimpin politik, biasanya lebih senang membangun barang mati yang hasilnya bisa terlihat dari foto. Lain halnya bila yang dibangun adalah akhlak. "Menunjukkan hasilnya lebih sulit. Insya Allah, ke depan, kita ingin konsentrasikan membangun anak-anak kita, manusianya," ujarnya.
FRISKI RIANA