TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, setelah debat kandidat perdana pada pekan lalu, tim suksesnya mengevaluasi tindak-tanduk Ahok. Salah satu evaluasi yang bisa dipetik untuk debat berikutnya, yakni tidak boleh diulangi lagi menyinggung profesi orang lain, terutama lawan debatnya.
“Enggak usah menyerang profesi, katanya. Itu saja,” ujar Ahok di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin, 16 Januari 2017. Menurut Ahok, tim sukses telah mengingatkan dirinya untuk tidak menyinggung profesi orang lain. Di antaranya menyinggung profesi Anies sebagai seorang mantan dosen.
Baca: Disindir Ahok Bergaya Dosen, Anies: Jangan Remehkan Profesi
Hal itu dilakukan, ujar Ahok, karena Anies dianggap terlalu fokus pada teori, sehingga menjadi mirip seorang dosen yang sedang mengajar di kelas. Selain itu, Ahok menuturkan, pihaknya akan fokus membeberkan data-data yang ia miliki.
Menurut Ahok, inkumben memiliki kelebihan terhadap data dan kebijakan yang pernah ia buat. Meski begitu, Ahok menyesalkan masih ada pihak yang salah menafsirkan data yang ia beberkan.
Baca juga: Sindir Ahok, Anies: Orang Berdosa yang Butuh Pembenaran
Sebuah media online merilis infografis cek fakta soal jumlah ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang dibangun Ahok. Media tersebut menyitir ucapan Ahok yang dianggap berbohong karena telah mengatakan telah membangun 188 RPTRA. Menurut media tersebut, Ahok baru meresmikan 71 RPTRA. “Padahal banyak yang belum diresmikan (tetapi sudah dibangun),” ujar Ahok.
LARISSA HUDA