TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan pembangunan kampung deret tidak semudah yang dibicarakan banyak orang.. Menurut Ahok, pembangunan perumahan di bantaran sungai itu masih sulit diwujudkan.
“Kita ada contoh di Petogogan, termasuk yang di Pejompongan. Kenapa berhenti? Di Tanah Tinggi 'kan ada yang dikasih sertifikat. (Pembangunan) berhenti karena enggak ketemu lagi tanah (untuk pembangunan),” kata Ahok di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin, 16 Januari 2017.
Baca: Ini Alasan Ahok Belum Bangun Kembali Kampung Deret
Jadi, kata Ahok, dirinya tidak ingkar janji untuk membangun kampung deret. Menurut dia, sudah ada kampung deret yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu di Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran, Jakarta Selatan. Kampung deret di sana, ujar Ahok, untuk pegawai yang bekerja.
Masalahnya, Ahok menambahkan, mereka menetap di sana hingga beranak-pinak. Meski begitu, Ahok mengatakan sebagian besar penghuni kampung deret telah diberikan sertifikat hak milik, karena kampung tersebut berdiri di atas tanah negara yang bukan lahan hijau.
Pembangunan kampung deret yang hampir tidak terdengar lagi, menurut Ahok, terjadi karena Pemerintah DKI Jakarta tidak menemukan lahan lagi. Selama ini, masih banyak masyarakat yang tinggal di atas tanah negara namun masuk dalam zona hijau.
“Kalau kamu dudukin tanah negara yang lahan hijau, enggak bisa dong bikin kampung deret. Tapi kalau kamu dudukin tanah negara 'tok' kami lepasin kok, kami bikin (kampung) deret yang rapi,” ujar Ahok.
Persoalan kampung deret disinggung oleh calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam debat kandidat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada Jumat pekan lalu.
Baca juga: 10 Butir Aspirasi Warga Bukit Duri untuk Anies
Anies mengatakan, Pemerintah DKI Jakarta gagal menepati janjinya membangun kampung deret sebagai solusi penggusuran. Anies berjanji akan membangun kampung deret jika terpilih jadi gubernur.
LARISSA HUDA