TEMPO.CO, Jakarta - Dalam debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, calon gubernur nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan akan membangun DKI tanpa menggusur. Agus menyayangkan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI sekarang membangun rumah susun dan apartemen dengan cara menggusur.
Akibatnya, kata Agus, warga yang tergusur kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariannya. "Mereka harus berpindah puluhan kilometer meninggalkan tempat yang ia tinggali sebelumnya," kata Agus dalam debat calon Gubernur DKI di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 13 Januari 2017.
"Mereka digusur tanpa ada kompensasi dan ganti rugi. Banyak cara lain untuk mempercantik Jakarta tanpa melukai warganya, ini penting," ujar Agus.
Baca: Anies: Jawaban Bu Sylvi Tak Nyambung
Menurut Agus, gedung di Jakarta hanyalah benda mati, manusia yang tinggal di dalamnya adalah roh yang menggerakkan aktivitas Ibu Kota. "Dengan demikian, jangan bangun badannya, tapi bangunlah kota ini dengan hati nurani yang baik," ucap Agus.
Menanggapi pandangan Agus, calon wakil gubernur nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat, berdalih bahwa warga DKI memang tidak diperbolehkan tinggal di bantaran sungai dan di kolong jembatan. Itulah mengapa DKI Jakarta menyiapkan rumah susun berukuran masing-masing 36 meter persegi, sehingga diharapkan mereka bisa hidup di tempat yang layak. "Kami juga mensubsidi kesehatannya, transportasi dan biaya hidup juga kami tanggung. Subsidi bantuan pokok juga," tutur Djarot.
Baca: Tiga Pasangan Calon Tak Singgung Urbanisasi
Menurut Djarot, kebijakan itu memang harus dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan kehidupan di bantaran sungai. "Kebijakan ini harus dilakukan, dan juga dibangunkan tempat bermain sehingga tempat itu bisa tumbuh dengan baik," kata Djarot.
Calon gubernur nomor urut 3, Anies Baswedan, berjanji mengedepankan peremajaan kota daripada penggusuran terhadap masyarakat miskin yang tinggal di kawasan kumuh dan bantaran sungai. "Yang akan kami lakukan bukan menghilangkan orang miskin, tapi kemiskinannya. Selama ini orang miskin lemah dan tidak merasakan keadilan melalui penggusuran yang melanggar prosedur," ujar Anies.
Anies menceritakan pengalamannya bertemu dengan seorang ibu yang tinggal di pinggir Sungai Ciliwung. Ibu itu bercerita bahwa ayahnya lahir di tempat tersebut. Menurut Anies, itu menunjukkan bahwa mereka sudah berada di tempat itu bukan empat atau lima tahun, tapi puluhan tahun selama beberapa generasi.
Baca: Ini Pesan Ibu Anies Baswedan Sebelum Debat
"Kami akan melakukan peremajaan kota dengan memperhatikan warga. Kami akan mengedepankan musyawarah dengan memperhatikan hak dan penghidupan warga. Peremajaan kota sudah dilakukan di berbagai tempat di dunia. Jakarta pasti juga bisa," tuturnya.
Anies juga menyinggung pembangunan kampung deret yang dijanjikan Gubernur Joko Widodo lima tahun sebelumnya. Anies mempertanyakan realisasi janji itu saat Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai gubernur. "Kami akan laksanakan janji yang tidak ditunaikan periode sebelumnya," ujarnya.
DESTRIANITA