TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan membantah pihaknya mengeroyok seorang simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Widodo di Jalan Jelambar Utama 3, Jakarta Barat pada Jumat kemarin, pukul 22.00.
“Itu duel satu lawan satu yang ditonton warga yang tidak ada orang laskar (FPI) satu pun,” kata Novel saat dihubungi Tempo, Sabtu, 7 Januari 2017.
Novel mengatakan kejadian bermula pada siang hari saat kampanye calon wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Menurut dia, masyarakat saat itu tengah duduk bersama laskar FPI. Ia mengatakan para pendukung Djarot justru melintas sambil meledek dengan pura-pura menyapa.
Novel melanjutkan, para pendukung sempat ditolak oleh warga sehingga terjadi adu mulut. “Widodo menantang tapi tidak terjadi tindakan fisik,” kata dia. Namun ia mengatakan pada pukul 22.00 WIB kebetulan Widodo berpapasan dengan simpatisan FPI di jalan dan keduanya berkelahi secara fisik.
Noval mengatakan Widodo terjatuh dan tidak ditolong penduduk sekitar lokasi kejadian. Ia menilai masyarakat di sekitar kejadian juga tidak menyukai Widodo. “Akhirnya lari dan melapor malah dikeroyok,” kata Novel. Ia menambahkan orang yang berduel dengan Widodo hanyalah simpatisan FPI.
Pada Jumat siang, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat memang tengah menemui warga Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petambutan, Jakarta Barat. Namun di sana, Djarot sempat mendapat penolakan dari sejumlah warga setempat.
Widodo yang merupakan pengurus ranting PDIP Jelambar, saat itu mencoba menjelaskan secara baik-baik agar kampanye Djarot tidak dihadang oleh warga yang belakangan diketahui anggota FPI.
Jumat malam, Widodo didatangi anggota FPI yang tidak puas. Mereka mengeroyoknya sehingga terluka di bagian wajahnya.
Atas pengeroyokan itu, Widodo melaporkan kasusnya ke Kepolisian Sektor Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Kepala Polsek Tanjung Duren, Komisaris Zaky Nasution mengatakan Widodo sudah dirujuk ke Rumah Sakit Royal Taruma untuk mendapatkan perawatan dan menjalani visum.
Pihaknya mengatakan belum sempat memeriksa Widodo lebih jauh untuk mengetahui identitas pelaku pengeroyokan karena korban harus menjalani visum.
Djarot Saiful yang mengunjungi Widodo meminta kepolisian mengusut tuntas pelaku pengeroyokan itu.
Pernyataan senada dikatakan Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
DANANG FIRMANTO