TEMPO.CO, Jakarta - Dharmadiyanti, warga Kampung Akuarium, menyampaikan kepada pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dia sudah tidak percaya lagi dengan kontrak politik. "Kami sudah enggak percaya lagi dengan kontrak politik. Maaf ya, Pak. Bagi kami, kontrak politik tidak ada apa-apanya," ucap Dharmadiyanti di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu, 7 Januari 2017.
Dharmadiyanti mengatakan sudah kecewa terhadap kontrak politik pemimpin sebelumnya. Selain itu, ia bersama korban penggusuran lain yang tetap bertahan hidup di atas puing-puing merasa dianggap bukan manusia. Ia berujar, sejak digusur pada April 2016, penghuni wilayah itu hidup tanpa kejelasan nasib. "Kami punya PBB, kami punya KTP elektronik, kami bisa menjaminkan surat kami ke bank. Tapi kenapa diperlakukan seperti ini? Setelah digusur pun, tidak ada realisasi apa-apa," tuturnya.
Meski tak menawarkan kontrak politik kepada Anies, Dharmadiyanti menyatakan visi-misi dan program yang ditawarkan calon gubernur nomor urut tiga itu sudah sesuai dengan keinginan para korban gusuran di Kampung Akuarium. Namun ia mengharapkan kepada Anies dan Sandi agar visi-misi tersebut tidak hanya sekadar janji.
Anies mengatakan penghuni Kampung Akuarium tidak memiliki rumah bukan karena bencana alam, tapi akibat kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Karena itu, ia berkomitmen menata kawasan tersebut dan menerapkan konsep peremajaan kota. "Bukan digusur," ucap Anies.
Anies juga akan meminta pada pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono tidak melakukan penggusuran sampai ada gubernur baru yang terpilih. Dia menuturkan, begitu nanti terpilih sebagai pemimpin DKI yang baru, ia akan me-review semua rencana kerja untuk memastikan rakyat ke depan bisa bahagia. "Dan semua rencana itu harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip keadilan, tidak merugikan warga, dan memberikan keuntungan bagi semua," katanya.
FRISKI RIANA