TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tidak terpengaruh dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh Lingkaran Survei Indonesia, yang menyebutkan pasangan calon Anies-Sandiaga berada di urutan buncit dengan elektabilitas 23,6 persen.
"Dengan angka segitu, saya rasa terlalu prematur untuk melakukan kesimpulan, bahkan menemukan komposisi angka dengan 400 responden itu gambaran kasar sekali, kalau orang bekerja di sebuah kampanye dia tidak akan menggunakan data itu," kata Anies, Selasa 20 Desember 2016.
Anies lebih percaya dengan survei internal yang dia lakukan, menurutnya sampel yang dia gunakan jumlahnya lebih besar, sehingga angka margin of error dari hasil survei internal lebih kecil. "Kitapun punya internal survei yang menggunakan sampel yang sangat besar, sehingga kita tahu sampai wilayah-wilayah kecil mana saja yang harus jadi perhatian kita," ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan ini juga mempertanyakan maksud dan tujuan dari hasil survei yang selalu diperbaharui dalam rentang waktu yang dekat."Kita akan terus bekerja, tidak terlalu khawatir dengan pembentukan opini lewat survei-survei dan kita mengajak masyarakat untuk kritis, kenapa ya ada yang mengadakan survei begitu rutin? Survei itu nggak murah," kata dia.
Anies membebaskan berbagai lembaga survei untuk melakukan survei, namun dia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap kritis dalam melihat hasil survei yang dikeluarkan. "Saya mengajak masyarakat untuk membandingkan calon dan tidak terbawa pada opini apapun," tuturnya.
Lingkaran Survei Indonesia melakukan survei pada 3 hingga 8 Desember 2016 di Jakarta. Survei itu dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini plus minus 4,8 persen.
CHITRA PARAMAESTI