TEMPO.CO, Jakarta - Dana kampanye rakyat yang dicanangkan calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, telah mencapai Rp 27,37 miliar hingga Jumat, 9 Desember 2016.
"Satu teman saya pernah bertanya, mengapa saya mau mencari duit susah-susah dari rakyat. Saya tidak mau jadi milik kalangan atau orang-orang tertentu, saya ini milik warga Jakarta, amanat melayani rakyat," kata Ahok dalam keterangan tertulisnya.
Baca:
Pencopotan Baliho Mahasiswi Berjilbab, Sultan Diminta Bicara
Tulis Status Bernada Kebencian SARA, Pria Ini Ditangkap
Dana patungan ini disebut melibatkan partisipasi ribuan warga. Sebanyak 50 persen dari sumbangan itu merupakan sumbangan kurang dari Rp 100 ribu. Patungan ini dikumpulkan dari para pendukungnya dengan beberapa cara, seperti secara online lewat website Ahokdjarot.id, setor tunai, dan setor di Rumah Lembang.
Para penyumbang diwajibkan punya identitas jelas, seperti kartu tanda penduduk dan nomor pokok wajib pajak. Ahok menuturkan langkah ini juga sebagai cara meminimalkan korupsi.
Selain itu, Ahok sempat mengatakan pihaknya terus mengumpulkan dana lewat agenda makan bersama yang diadakan tim sukses.
Dalam setiap pertemuan itu, Ahok mengatakan sering mendapatkan kucuran dana kampanye dari setiap tamu yang hadir dengan nilai bervariasi. Dana yang masuk kemudian dimasukkan ke dalam rekening tim sukses atas nama Ahok-Djarot. Dengan begitu, aliran dana kampanye bisa terpantau.
"Lumayan sih, mereka menyumbang ada yang Rp 1 miliar, Rp 2 miliar. Ada juga yang Rp 500 juta juga sekali kumpul," ujar Ahok pada 14 November 2016.
EGI ADYATAMA | LARISSA HUDA