TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, menyayangkan elektabilitasnya dan Djarot Saiful Hidayat mengalami penurunan. Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, elektabilitas pasangan tersebut turun dalam pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta 2017.
Padahal, kata Ahok, tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok-Djarot tetap tertinggi dibanding dua pasangan lain. Menurut Ahok, penurunan elektabilitas terjadi karena 62 persen warga Jakarta percaya dia menistakan agama.
"Mereka percaya saya menistakan agama. Padahal mereka hanya tonton beberapa detik saja rekaman video dari Buni Yani," ucap Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 30 November 2016.
Kepada masyarakat yang hadir di Rumah Lembang pagi ini, Ahok meyakinkan diri bahwa dia tidak mungkin menistakan kaum Islam. Untuk itu, Ahok meminta masyarakat menyaksikan video utuh atau paling tidak menyaksikan rekaman sepanjang enam-tujuh menit yang mendekati bagian tuduhan penistaan agama yang ia lakukan saat berada di Kepulauan Seribu pada September lalu.
"Kalau dilihat dari video itu, kelihatan bagaimana suasana di sana. Saya enggak ada niat jahat. Yang saya maksud, ada politikus busuk yang manfaatkan agama," ujar Ahok.
Adanya masyarakat yang percaya bahwa dia betul-betul menistakan agama sudah mulai mempengaruhi pemilih. Menurut Ahok, masyarakat sudah ada yang memutuskan tidak memilihnya karena dugaan penistaan agama. Padahal, tutur Ahok, kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya sudah mencapai 70 persen.
"Situasi ini persis kayak di Bangka Belitung dulu. Mereka tidak mau memilih pemimpin kafir. Padahal saya ini bukan calon pemimpin, tapi pelayan bapak-bapak dan ibu-ibu," kata Ahok.
LARISSA HUDA