TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan program Bantuan Langsung Tunai dapat merusak mental bangsa. Padahal rakyat Indonesia, khususnya Jakarta, bermental pekerja keras. Menurut dia, manfaat BLT hanya bersifat sesaat.
"Jangan kemudian diambil dananya ujung-ujungnya korupsi," kata Djarot dalam sambutannya di RW 09, Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa, 29 November 2016.
Menurut Djarot, program yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI selama ini sudah cukup. Misalnya, pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada anak-anak. Djarot menjelaskan, dana KJP akan ditransfer langsung ke rekening anak untuk menghindari sistem tunai. Bahkan bantuan pendidikan direncanakan menyentuh level perguruan tinggi.
Selain itu, pemerintah memiliki program naik bus gratis serta operasi pasar. Operasi pasar disediakan khusus bagi warga tidak mampu.
Pemerintah juga berencana membangun pasar grosir yang menyediakan sembako murah atau dengan harga paling rendah. Dengan begitu, warga tak mampu akan memperoleh bantuan subsidi dari pemerintah.
"Insya Allah bulan Desember segera akan dibangun pasar grosir di Pasar Kramat Jati," ucap Djarot.
LANI DIANA | BUDI R.