TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia menyebutkan elektabilitas inkumben Basuki Tjahaja Purnama turun dalam pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta 2017. Meski demikian, tingkat kepuasan terhadap kinerja Basuki-Djarot tetap tertinggi dibanding dua pasangan lainnya.
Tingkat elektabilitas Basuki-Djarot dalam survei ini mencapai 22 persen. Popularitas Ahok mencapai 94,8 persen. "Popularitas Ahok masih unggul dibanding dua pasangan lainnya," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda A.R. di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Ahad, 27 November 2016.
Anggota tim pemenangan Basuki-Djarot, Ansy Lema, mengatakan timnya menerima hasil survei mana pun. "Respons kami terhadap survei, sebelum ada indikator politik, bagi kami fine-fine saja. Tidak membuat dunia kiamat," kata dia.
Ansy mengatakan wajar jika elektabilitas Basuki-Djarot menurun. Sebab, waktu yang diambil untuk survei bertepatan dengan peristiwa dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok—sapaan akrab Basuki.
"Survei dilakukan tiga hari setelah demo 4 November. Politik saat itu berasa di titik yang mendidih," ujar Ansy. "Sehingga wajar elektabilitas Ahok tergerus."
Ansy menegaskan menurunnya elektabilitas Ahok bukan karena rekam jejak, melainkan lebih karena faktor agama. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menyebut sebanyak 56,33 persen responden memilih berdasarkan agama.
Selain itu, tingginya popularitas Ahok membuktikan bahwa faktor jujur dan bersihnya Ahok tidak menjadi keraguan publik. "Kalau orang masih trust dan puas pasti akan enggan pindah ke lain hati," kata Ansy.
Sayangnya, ujar Ansy, survei dilakukan dalam rentang 10 hari sejak 7 hingga 17 November 2016. Saat itu, pemberitaan di media cenderung menyudutkan Ahok. Hasil survei pun membuktikan bahwa media mempengaruhi pemilihan.
Meski demikian, Ansy meyakini bahwa tingkat kemungkinan pemilih Ahok-Djarot masih tinggi. Hal ini, kata dia, dilihat dari swing voters yang relatif masih tinggi. "Kalau Ahok dianggap tidak lagi perlu dipilih, mestinya pindah saja ke calon yang lain. Tapi ternyata angkanya masih sangat tinggi," ucap dia.
Hasil survei Poltracking Indonesia melibatkan 1.200 responden. Dari total itu, sebanyak 27,92 persen memilih pasangan Agus Harymurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sebanyak 22 persen memilih pasangan Basuki-Djarot, dan sebanyak 20,42 persen memilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sedangkan 29,66 persen responden menyatakan tidak tahu.
MAYA AYU PUSPITASARI