TEMPO.CO, Jakarta - Faktor agama calon gubernur masih mempengaruhi pemilih di DKI Jakarta. Berdasarkan survei Poltracking Indonesia, 56,33 persen responden mengatakan agama mempengaruhi pemilihan di Ibu Kota.
Angka tersebut dihasilkan dari survei kepada 1.200 responden yang dilakukan pada 7 hingga 17 November 2016. "Publik sebanyak itu menjadikan agama calon gubernur dan wakil gubernur memengaruhi pilihan," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda A.R., di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Ahad, 27 November 2016.
Indikator lain yang ikut disurvei adalah asal daerah calon gubernur. Berdasarkan survei, 83,17 persen publik Jakarta mengaku tak melihat asal muasal gubernur sebagai alasan dalam memilih.
Bila dilihat dari kategori pemilih psikologis, hasil survei menemukan 80,58 persen publik mengaku karakter santun calon gubernur dan wakil gubernur mempengaruhi pilihan. Sebanyak 90,92 persen responden juga menilai karakter tegas calon sangat dinantikan. Sedangkan untuk wajah atau tampang, 83,17 persen responden mengatakan kegantengan tidak mempengaruhi pilihan.
Dari kategori pemilih rasional, faktor pengalaman dinilai penting. Sebanyak 86,33 persen responden mengatakan pengalaman calon gubernur dan wakil gubernur mempengaruhi pilihan. Sebesar 79,33 persen responden mengatakan prestasi juga penting dimiliki pasangan calon. Tak hanya itu, 83 persen responden mengatakan program yang dimiliki pasangan calon penting dan menjadi preferensi utama pemilih.
Pada penilaian kualitas personal kandidat, beberapa hal yang diasosiasikan publik terhadap figur Agus Harymurti Yudhoyono secara spontan di antaranya adalah putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (19,2 persen), militer (18,6 persen), dan ganteng (17,2 persen). "Publik masih menganggap figur SBY melekat kuat pada citra Agus," ujar Hanta.
Untuk calon gubernur nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama, 23,7 persen publik mengenal Basuki sebagai sosok yang tegas. Namun, 21,9 persen menganggap Ahok, sapaan akrab Basuki, sebagai orang yang kasar. Nilai tambah untuk Ahok adalah, 8,8 persen responden menilai Ahok karena dia seorang inkumben.
Sedangkan untuk Anies Baswedan, 21,25 persen responden mengingat Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sebanyak 18,34 persen publik menilai Anies sebagai orang yang santun, dan 13,42 persen mengatakan Anies adalah orang yang cerdas. "Meskipun sudah di-reshuffle, ternyata figur Anies sebagai Mendikbud masih tertanam kuat di benak publik," kata Hanta.
MAYA AYU PUSPITASARI