TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempertanyakan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang ditawarkan oleh pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Ahok menilai sistem program yang ia susun sudah baik.
"Saya enggak mengerti KJP plus-nya apa. Maksudnya beliau plusnya apa ya?" kata Ahok di Rumah Lembang, markas tim pemenangan Ahok-Djarot, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 25 November 2016.
Menurut Ahok, KJP yang selama ini ia jalankan dan akan dijalankan nanti sudah jelas. Bahkan, pengguna KJP sudah bisa menerima bantuan hingga ke perguruan tinggi negeri. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung biaya kuliah warga Jakarta lewat program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
"Kalau punya kami jelas sampai kuliah. Sudah sampai kuliah dan bisa masuk perguruan tinggi negeri juga kami biayai," kata Ahok.
Bahkan, pada tahun ini anggaran daerah sudah menambah bantuan yang akan diterima masyarakat Jakarta lewat program KJP. Semula, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan KJP sebesar Rp 300 milir setiap tahunnya. Tahun depan, Pemprov akan mengucurkan dana sebesar Rp 2,5 triliun.
"Kami targetkan bisa Rp 3 triliun. Saya enggak mengerti plusnya apa," ujar Ahok.
KJP Plus merupakan program andalan Anies Baswedan dalam bidang pendidikan. Anies mengatakan, kartu itu nantinya akan diterima oleh semua anak. Yang terpenting dari KJP Plus adalah anak-anak bisa mendapat pendidikan bermutu dan diusahakan bisa bersekolah sampai tuntas.
Menurut dia, anak usia sekolah yang putus sekolah bisa mendapatkan KJP Plus untuk kembali bersekolah atau mengikuti kursus keterampilan. Selain itu, melalui integrasi KJP dan Kartu Indonesia Pintar, masyarakat juga bisa menerima bantuan tunai.
LARISSA HUDA