TEMPO.CO, Jakarta - Tim kampanye pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menemukan setidaknya 104.826 data yang bermasalah di antara daftar pemilih sementara (DPS) pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Temuan bermasalah itu mereka dapat setelah menyisir data DPS yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI pada awal November lalu.
"Ini berpengaruh pada kelancaran pilkada. Kami sampaikan kepada KPU DKI agar segera menyisir bersama tim pasangan calon. Kita samakan (bandingkan) hasil," ucap wakil ketua tim kampanye Anies-Sandi, Muhammad Taufik, di posko pemenangan timnya, Jalan Cicurug Nomor 12, Jakarta, Jumat, 25 November 2016.
Taufik mengatakan data bermasalah yang jumlahnya masif itu bisa berpengaruh pada kelancaran pilkada. "Kami mau pilkada bersih dari pemilih siluman."
Dia pun meminta KPU DKI bergerak cepat menyelesaikan masalah ini sebelum penetapan daftar pemilih tetap (DPT) pada awal bulan depan. Nomor induk kependudukan (NIK) ganda adalah masalah yang paling dominan. Tim Anies-Sandi, ujar Taufik, menemukan 43.427 pemilih dengan NIK ganda. "Ada satu NIK dengan tiga nama, bahkan sampai delapan nama."
Ada pula temuan 75 pemilih yang tak memiliki NIK dalam datanya. Dari sekitar 7,1 juta pemilih dalam DPS yang ditetapkan KPU DKI, Tim Anies-Sandi pun menemukan 59.713 pemilih yang tak memiliki nomor kartu keluarga (KK). "Ada juga (masalah beragam) dari nomor KK ganda, ada yang beda nomor tempat pemilihan suara tapi NIK sama, atau NIK sama tapi namanya berbeda," tutur Taufik.
Dia mengatakan pihaknya mulai berkomunikasi dengan KPU DKI. "Dan soal NIK itu urusannya pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil)."
Penetapan DPT tingkat kota madya rencananya akan dilakukan pada 30 November-6 Desember 2016. Setelah itu, KPU DKI akan melakukan rapat untuk menentukan DPT tingkat provinsi pada 7 Desember mendatang. Berdasarkan KPU DKI, sebanyak 7.132.865 orang diprediksi akan mencoblos pada 15 Februari 2017 di 13.067 tempat pemungutan suara.
YOHANES PASKALIS