TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu, mengomentari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia yang menyebut elektabilitas calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan pasangannya, Djarot Saiful Hidayat, turun.
"Survei itu motret-nya dari mana? Yang dipotret LSI kemarin kakinya saja, jadi tidak utuh," kata Masinton di kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Minggu, 20 November 2016.
Masinton menjelaskan maksud dari perkataannya adalah responden dalam survei itu sesuai dengan selera LSI. "Tergantung angle-nya, sama dengan fotografer, tergantung ngambil angle-nya dari mana," kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini. "LSI harus membeberkan siapa yang membiayai (surveinya)."
Hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia, menyebutkan elektabilitas pasangan calon inkumben, Ahok-Djarot, mengalami penurunan tajam setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka. "Turun tajam menjadi 10,6 persen sekarang," ujar peneliti dari LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat, 18 November 2016.
Elektabilitas Ahok tersebut mengalami penurunan 14 persen. Sebelumnya, survei LSI mencatat elektabilitas Ahok sebelum menjadi tersangka adalah 24,6 persen.
Sopa menambahkan, Ahok ditinggalkan sekitar 60 persen pendukung lamanya. Bahkan pemilih PDIP seakan-akan beramai-ramai meninggalkan Ahok. Ia mengatakan basis dukungan Ahok, yaitu kelompok nonmuslim, pendidikan tinggi, dan pendapatan menengah ke atas.
Ditetapkannya Ahok sebagai tersangka juga turut mempengaruhi elektabilitas dua calon pasangan lain. Elektabilitas pasangan lain, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, justru mengalami peningkatan.
Berdasarkan survei LSI, elektabilitas pasangan Anies-Sandi naik, dari 20 persen, ketika Ahok belum menjadi tersangka, menjadi 31,9 persen, setelah Ahok tersangka. Sedangkan pasangan Agus-Sylvi dari 20,9 persen naik menjadi 30,9 persen. Dengan data ini, maka elektabilitas pasangan Ahok-Djarot berada di urutan ke-3.
Menurut Sopa, jika situasi ini terus berlanjut, Ahok berpotensi tersingkir di pemilihan putaran pertama. "Jika ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Ahok berpotensi tergusur di putaran pertama."
Survei LSI tersebut dilakukan pada 31 Oktober 2016 hingga 5 November 2016 dengan jumlah responden 440 orang. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error-nya adalah plus-minus 4,8 persen.
Sopa mengatakan survei ini memang dilakukan sebelum penetapan Ahok sebagai tersangka. Namun, ia mengatakan dalam surveinya, responden telah ditanya mengenai dukungannya bila Ahok menjadi tersangka. "Dalam item pertanyaan tercantum pertanyaan bila Ahok menjadi tersangka."
REZKI ALVIONITASARI | DENIS RIANTIZA
Baca juga:
Ahmad Dhani Dukung Demonstran 2 Desember Bawa Bambu Runcing
Kawal Jokowi-Kalla, Setya Novanto Minta Wejangan Megawati